Puasa, Ngonthel, dan Kegembiraan Hati

ngepos seusai taraweh

Logikanya, ngonthel merupakan aktivitas fisik. Tetapi, faktanya bisa lain jika yang ngonthel adalah para Opoters. Ketika kami ngonthel, sepanjang perjalanan tak jarang dipenuhi kelakar berkepanjangan. Ada yang menyanyi ‘ura-ura’ dengan lagu yang itu-itu saja (Caping Gunung!), ada pula yang rajin memberikan tanda lewat bel sepedanya jika ada pemandangan menarik yang terlalu sayang untuk dilewatkan, dan sebagainya. Ngonthel menjadi sebuah kegiatan rekreatif yang begitu menghibur. Baca lebih lanjut

Onthel Menyatukan Banyak Perbedaan: Ketika Jos Rietveld Ngonthel Bersama Opoto

bersama de oude fiets: impian menjadi kenyataan

Siang begitu cerah saat kami duduk-duduk lesehan di joglo Plaosan, salah satu persinggahan komunitas Opoto (Onthel Potorono). Dinding-dindingnya yang dibiarkan terbuka memberikan keleluasaan untuk memandangi keindahan bangunan Candi Plaosan dalam latar langit nan biru bersih. Angin sepoi asyik bermain di pepucuk tanaman jagung, mengayun-ayun perlahan dalam irama yang santun. Hembusannya yang panjang sesekali terasa hingga di tempat kami duduk, seolah menenangkan kegelisahan yang mendekam di hati kami. Baca lebih lanjut

Burgers Deventer: Andai Aku Menjadi….

Andai sepeda-sepeda onthel itu bisa bicara, alangkah banyak cerita yang bisa didapatkan dari mereka. Baik tentang proses produksi, tentang strategi pemasaran dan distribusi saat itu, juga tentang pemilik yang tentu sudah berganti sekian kali selama beberapa generasi. Karakter pemilik, status sosial, lingkungan, serta perlakuan yang berbeda telah mewarnai sepanjang kehadiran sepeda onthel kita. Lalu, adakah tragedi, saat sebuah pembalikan keberuntungan menimpa sepeda-sepeda tsb? Semua bergantung bagaimana kita merawat dan menilainya.

Burgers Deventer Pasturan

Lihatlah sepeda Burgers dames (wanita) spesial ini. Kata spesial harus ditambahkan, karena Burgers dames ini memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh sepeda Burgers dames pada umumnya. Burgers dames sendiri sebenarnya sudah memiliki keistimewaan pada keberadaan pipa dobel yang menyangga frame lengkungnya, meskipun model seperti ini juga ditemukan pada beberapa merek sepeda lain seperti Gruno, Güricke, bahkan Simplex. Adanya dua penyangga ini membuat frame lebih kokoh dan stabil, termasuk ketika harus membawa beban berat. Baca lebih lanjut

Kebersamaan Ngonthel Semanis Gula Batu

Sebuah perubahan biasanya akan membuat risau para pemuja kemapanan. Padahal, wajah lain dari perubahan adalah sebuah peluang yang memaksa kita mempersiapkan nafas baru guna menghadapi tantangan kehidupan mendatang. Zaman yang telah berubah tak cukup disiasati dengan cara yang itu-itu saja. Hikmah untuk tak menyerah menghadapi perubahan itu kami temukan dalam kesempatan rutin Minggu pagi, 20 Maret 2011 lalu, saat komunitas Opoto (Onthel Potorono) ngonthel ke Sewon, Bantul.

kebersamaan semanis gula batu…

Sebenarnya, beberapa bulan terakhir ini acara ngonthel kami pun tak lagi seperti dulu. Saat ini, waktu dan tempat start serta target tujuan relatif harus lebih fleksibel demi menyiasati gerimis, bahkan hujan yang terus hadir sepanjang tahun. Kadang kami berangkat lebih siang menunggu langit terang, atau lebih pagi sebelum hujan turun lagi. Beberapa teman kadang tidak ikut berangkat dari pos Opoto, tetapi menunggu di sepanjang rute yang akan kami lalui. Sedangkan rutenya sendiri tak jarang kami putuskan sambil berjalan karena harus berkompromi melihat kawasan mana yang sekiranya tidak tertutup mendung tebal. Intinya satu: kami akan terus ngonthel!    Baca lebih lanjut

Simplex Cycloide Tromol: Berat di Awal, Melaju Kemudian.

Di antara sekian banyak sepeda onthel yang beredar di Indonesia, sebagian adalah produksi Belanda. Di antara pabrikan sepeda Belanda, salah satunya adalah Simplex. Di antara sekian model sepeda Simplex, salah satu yang menjadi favorit adalah Simplex Cycloide. Dan, di antara sekian Simplex Cycloide, varian rem tromol banyak diburu orang. Begitulah, selera individu yang sedemikian kompleks telah banyak memberi warna dalam dunia peronthelan.

Simplex Cycloide rem tromol

Setiap orang seperti memiliki alasan sendiri-sendiri untuk menyukai atau tidak menyukai produk, model, atau varian tertentu. Beberapa produk terkenal dari pabrikan besar kadang membuat seseorang penasaran untuk memilikinya, tetapi selanjutnya selera pribadi tadilah yang akan menjadi penentu utama.

Baca lebih lanjut

Ngonthel di Hari Istimewa Jogja

komunitas manasuka di hari istimewa

Rasanya semua orang menyukai sesuatu yang istimewa. Terhadap sesuatu yang dirasa istimewa, orang pun biasanya bersikap mengistimewakan. Lihat saja perilaku para onthelis. Jika di antara koleksi sepedanya ada yang sekiranya istimewa, biasanya lalu diistimewakan. Bagi kami, komunitas Opoto (Onthel Potorono), hari Minggu adalah hari istimewa karena ada acara khusus yang selalu kami nantikan: ngonthel. Apa lagi pagi itu, 5 Desember 2010, kami berniat menghadiri acara istimewa: Kenduri Jogja! Baca lebih lanjut

Ngonthel Pascaerupsi Merapi: Hikmah Kebersamaan

Merapi, gunung megah di utara Jogja yang biasanya memberikan kesejukan, menjanjikan kesuburan, dan menampakkan keindahan itu kali ini perangainya tak lagi biasa. Entah hikmah apa lagi yang ingin dibagikannya kepada kami semua.

siap memaknai kebersamaan

Selama erupsi dahsyat Merapi ini, kampung Potorono yang lokasinya agak ke arah tenggara boleh dikatakan aman. Selain berada di luar zona bahaya yang direkomendasikan, angin dari Merapi sejauh ini lebih banyak bertiup ke barat dan barat daya. Oleh alasan itu pula, beberapa warga yang sementara harus menyingkir dari Merapi memilih kawasan Piyungan hingga Wonosari sebagai tempat tinggal sementara mereka. Baca lebih lanjut

Gazelle X-Frame ‘Seri-10’: Keindahan yang Tak Biasa

Manusia tak hanya punya akal, tetapi juga perasaan. Maka, alasan seseorang untuk menyukai, mencintai, menolak, bahkan antipati tak selalu sepenuhnya rasional, kadang bahkan emosional. Itupun, tak ada yang bisa menjamin akan berlaku selamanya. Sebuah pengalaman kecil yang membawa pemahaman baru kadang mampu mempengaruhi selera dan kesan yang telah ada sebelumnya, kalau perlu secara ekstrem. Begitu pula selera kita dalam hal sepeda onthel.

Gazelle cross frame di dusun Potorono: dari sawah turun ke hati…

Secara umum, banyak onthelis begitu suka pada merek Gazelle karena alasan yang berbeda-beda. Ada yang karena kenyamanannya saat dikendarai, ada yang memandangnya lebih menguntungkan dari segi investasi, ada yang semata-mata suka pada gambar kijang yang menjadi logonya. Di sisi lain, banyak juga yang tergila-gila pada sepeda model cross frame –apa pun mereknya– lebih karena alasan kelangkaan, antik, gagah, atau karena relatif mudah dikendarai daripada sepeda pria. Meskipun begitu, apakah lantas ada jaminan bagi kedua kelompok onthelis tadi untuk otomatis menyukai sepeda Gazelle cross frame? Belum tentu, karena masih banyak penyimpangan yang mungkin ditemukan pada penampilan sepeda-sepeda tua tersebut. Sebaliknya, tidak tertutup kemungkinan beberapa orang yang semula kurang suka sepeda cross frame karena terkesan ribet, justru bisa saja langsung jatuh cinta! Baca lebih lanjut

Mbah Pudjo Sadel: Saya Menjual Orang!

Apa yang paling menentukan kenyamanan saat mengendarai sebuah sepeda onthel? Jawaban atas pertanyaan ini barangkali masih bisa beragam. Mbah Pudjo Hartono (76 tahun) yang tinggal di dusun Gading, Donokerto, Turi, Sleman, Jogja, memilih salah satu dari beberapa jawaban yang ada: sadel!

sadel: salah satu kunci kenyamanan ngonthel

Berdasarkan pilihan jawaban itu pula Mbah Pudjo menjalankan profesinya. Lebih dari 60 tahun ia menekuni kegemarannya sejak kecil, yaitu memperbaiki sadel-sadel yang rusak. Dengan jam terbang selama itu, ia bahkan hapal jenis-jenis sadel dari berbagai merek sepeda onthel yang beredar di Indonesia. Meskipun begitu, setiap akan menjawab pertanyaan seputar sadel ia masih merendah dengan mengatakan bahwa ia akan menjawab dan melayani permintaan “sakgadug kulo” (semampu saya). Baca lebih lanjut

Ki Ledjar Subroto, Wayang Kancil, dan Sepeda Onthel

Di masa kecil, siapa yang tak kenal dongeng Si Kancil, binatang kecil yang dengan akal dan tipu muslihatnya selalu mampu memperdaya binatang lain, termasuk Singa, Gajah, dan buaya yang jauh lebih besar dan lebih kuat darinya. Sayangnya, ada sifat negatif yang terus diingat orang, gara-gara perbuatannya mencuri ketimun milik Pak Tani. Jahatkah ia?

ngonthel juga bisa jadi pengalaman budaya…

Tidak! Jawaban mantap itu disuarakan dengan tegas oleh Ki Ledjar Subroto. Kancil, dengan tubuhnya yang mungil itu dapat dengan mudah menemukan makanan berlimpah di dalam hutan. Kancil terpaksa mencuri setelah hutan tempatnya hidup terlebih dahulu dirampok oleh manusia!

Baca lebih lanjut

Mural, Moral, dan Wisata Kali Code

Tak ada yang tak mungkin. Yang ada adalah, apakah kita mau mewujudkan segala kemungkinan yang akan membuat kehidupan kita menjadi lebih baik. Tekad, semangat, dan komitmen serta kesediaan bekerja keras, mampu mengubah apa yang tadinya kotor dan kumuh hingga harus disingkirkan, menjadi indah dan dibanggakan.


keindahan di bawah jembatan Sayidan

Kali ini, kami bukan sedang bercerita tentang bagaimana kami merestorasi rangka-rangka sepeda onthel tua yang kami rakit kembali menjadi kendaraan kebanggaan seperti sering kami lakukan. Melainkan, kami sedang melaporkan apa yang kami lihat ketika kami, komunitas Opoto (Onthel Potorono) ngonthel ke kali Code, salah satu sungai yang mengalirkan air dari kaki Merapi membelah kota Jogja. Baca lebih lanjut

Sepeda Onthel, Bakmi, dan Tradisi

Segala yang kini disebut tradisional, pada awalnya tidaklah menutup diri dari kehadiran unsur-unsur baru dan pengaruh asing. Sementara trend paling mutakhir pun sering tak sulit dilacak kesejarahannya dari akar tradisi.

Opoto menyapa malam

Kenyataan itu benar-benar kami hayati setelah kami, komunitas Opoto (Onthel Potorono) ngonthel bersama sahabat-sahabat onthelis Jogja dan menikmati sepiring bakmi di dalam keremangan warung bakmi Sor Sawo, di Kotagede, Sabtu malam, 24 Juli 2010 lalu. Baca lebih lanjut