Manusia tak hanya punya akal, tetapi juga perasaan. Maka, alasan seseorang untuk menyukai, mencintai, menolak, bahkan antipati tak selalu sepenuhnya rasional, kadang bahkan emosional. Itupun, tak ada yang bisa menjamin akan berlaku selamanya. Sebuah pengalaman kecil yang membawa pemahaman baru kadang mampu mempengaruhi selera dan kesan yang telah ada sebelumnya, kalau perlu secara ekstrem. Begitu pula selera kita dalam hal sepeda onthel.
Gazelle cross frame di dusun Potorono: dari sawah turun ke hati…
Secara umum, banyak onthelis begitu suka pada merek Gazelle karena alasan yang berbeda-beda. Ada yang karena kenyamanannya saat dikendarai, ada yang memandangnya lebih menguntungkan dari segi investasi, ada yang semata-mata suka pada gambar kijang yang menjadi logonya. Di sisi lain, banyak juga yang tergila-gila pada sepeda model cross frame –apa pun mereknya– lebih karena alasan kelangkaan, antik, gagah, atau karena relatif mudah dikendarai daripada sepeda pria. Meskipun begitu, apakah lantas ada jaminan bagi kedua kelompok onthelis tadi untuk otomatis menyukai sepeda Gazelle cross frame? Belum tentu, karena masih banyak penyimpangan yang mungkin ditemukan pada penampilan sepeda-sepeda tua tersebut. Sebaliknya, tidak tertutup kemungkinan beberapa orang yang semula kurang suka sepeda cross frame karena terkesan ribet, justru bisa saja langsung jatuh cinta! Baca lebih lanjut →