Pasar Seni Gabusan: Potensi yang (masih) Terabaikan

Salah satu kata kunci yang membuat komunitas Opoto (Onthel Potorono) bersemangat selama ini adalah kebersamaan. Dengan kebersamaan, segala sesuatu bisa dijalani dengan lebih ringan. Meskipun begitu, kalau terlalu terlena oleh semangat kebersamaan melulu, ya ada juga negatifnya to: kita bisa kehilangan kemandirian.

Minggu, 31 Mei lalu merupakan ujian bagi kebersamaan kami. Dari sekian banyak warga komunitas Opoto, sebagian terpaksa absen karena ada satu acara ke luar kota. Sudah begitu, di antara yang tersisa pun beberapa tengah tergoda menjalani hidup ala bangsawan (bangsane tangi-awan :D). Alhasil, hanya ada 4 (empat) –kaya nulis angka di kuitansi orang saja! Sanggupkah mereka berempat menegakkan semangat ngonthel? Berikut ini liputannya.

gabusan1

para onthelist negeri liliput?

Karena hanya berempat, kami mengayuh tak begitu cepat. Tujuannya ke arah selatan, lewat Pleret, Tembi, dan pelan namun pasti kami sampai di Gabusan. Di sana ada Pasar Seni Gabusan. Lokasinya, dari kota Jogja silahkan menuju ke selatan lewat jalan Parangtritis. Di kilometer 9.5. akan ada sebuah gong berukuran raksasa di tepi jalan. Di situlah Pasar Seni Gabusan berada, tepatnya di Timbulharjo, Sewon, Bantul. Bagaikan aktor Bollywood menemukan pilar, kami pun berpose di depan Gong golong gilig, juga di depan Pasar Seni Gabusan.


Gabusan2

onthel juga komoditas seni?

Pasar Seni Gabusan merupakan sebuah ‘proyek idealis’ sebagai ruang pamer bertaraf internasional yang selain diharapkan menjadi tempat transaksi jual-beli produk kerajinan Bantul, juga menjadi wahana rekreasi keluarga. Di area seluas 4,5 hektar itu, aneka produk kerajinan dan karya seni warga Bantul digelar. Ada lebih dari 400 perajin yang menempati 16 los. Lo-los itu dibangun terpisah-pisah dan tersebar di antara lingkungan yang hijau oleh aneka pepohonan . Setiap los pasar menampilkan satu kategori produk: los kerajinan kulit, logam, perak, kayu, tanah liat hingga eceng gondok, bambu, dan lukisan.

gabusan4rest room banyak dan bersih, mushola yang unik di lingkungan nan hijau

Merangkul perajin secara langsung berarti memotong mata rantai distribusi sehingga harga produk kerajinan di sana pun relatif murah. Sandal kulit yang gagah, dengan pengerjaan yang halus ditawarkan seharga Rp55 ribu. Pilihan yang ada pun cukup beragam. Wayang souvenir berukuran sangat kecil ditawarkan seharga Rp10 ribu hingga yang besar dan ditatah dengan halus sekitar Rp300 ribu.

gabusan5
los yang artistik, gemericik air, dan taman bermain di keteduhan

Sebagai antisipasi terhadap pembajakan desain, banyak produk yang ditata di sana diberi tulisan menyolok di atasnya: maaf, tidak untuk difoto! Apa yang sudah terjadi selama ini ya? Mengapa ketakutan itu begitu menghantui? Bukankah kreativitas semestinya dibiarkan mengalir deras, jauh lebih deras dari aliran penjualan produk-produk ini? Mungkinkah orang cukup ternafkahi oleh sebuah desain kap lampu saja sepanjang hidupnya? Sedangkan seorang pencinta sepeda onthel saja selalu merasa tergelitik untuk menambah koleksinya… (hayo, pada ngaku nggak?) :-).

Kami jadi ingat kata Pak Darto Suwito, empu wayang kulit di Pucung dulu, bahwa produktivitas para perajin kita sudah cukup bagus, tetapi kreativitasnya yang masih kurang. Desain dan pola kipas yang dibuatnya bertahun-tahun lalu pun masih diproduksi, hampir tanpa pengembangan kreativitas desain yang berarti. Di tengah kelangkaan ide itu, pembajakan menjadi sesuatu yang semakin menakutkan.

gabusan6patung, hiasan, dan lukisan onthel yang selalu menarik perhatian

Di pasar seni Gabusan ini kami melihat bahwa kesungguhan perencanaan serta potensi yang dimiliki tempat ini rasanya belum sepadan dengan jumlah pengunjungnya yang masih sangat sedikit. Atau karena terlalu pagi ya? Di beberapa los bahkan penjaganya masih pada mendengkur. Sepi. Sepagi itu, ada dua orang kanak-kanak melintas, dan segera dirayu oleh seorang penjaga kios agar mau membeli pembatas buku bergambar wayang seharga Rp5 ribu. Kanak-kanak itu menoleh pun tidak. Mungkin mereka masih asing dengan wayang. Tetapi semoga tidak asing pula dengan buku.

Ketika mau beranjak, beberapa informasi sempat kami dapatkan bahwa saat ini telah dibangun sub-terminal untuk bus jurusan Jogja-Parangtritis di Pasar Seni Gabusan. Dengan meningkatnya aksesibilitas pasar seni ini, diharapkan transaksi yang terjadi pun akan semakin ramai.

Sebelum bergegas, kami kembali melihat ke diri kami sendiri. Semangat kebersamaan semestinya memang tidak boleh melenakan dan menghilangkan kemandirian serta kemampuan kompetitif kita. “Mangan ora mangan waton kumpul” tak boleh menjadi pegangan di segala keadaan.

gabusan3

sebentar, ada problem kemandirian yang berlebihan di sini 🙂

Kami hanya berempat, tapi terus saja memompakan semangat. “Kita pulang lewat Manding!”. Dan kami pun sepakat. Pelan-pelan, menyusuri jalanan aspal menjelang siang, kami pulang menuju kampung halaman. Tentu saja setelah mengisi perut di warung soto langganan.

46 responses to “Pasar Seni Gabusan: Potensi yang (masih) Terabaikan

  1. Erwin Erlangga

    Huahahaha…
    alenia pembukanya sungguh mengena.
    foto2nya bagus banget,minggu besok kesana lagi ya,ku pengen temani Mr.tjip tidur-tiduri eh tiduran disana.

    • onthelpotorono

      Saudara-saudara! Inilah salah satu ‘bangsawan’ itu. Huahaha… sisan pengumuman!

      • wakakakkaka….ternyata yang namanya ” bangsawan” itu dari keturunan Fotorono yaa????….minggu si HUMMER ku siap dipancal…

      • onthelpotorono

        Sudah disiapin kaos! (kaos lampu, kaos kaki…).

  2. weeeleeh-weeleh….
    om erwin to sing tangine angeeeel….
    semaleman kekeselan le ronda po Dab???
    maksude ronda nyang kampung opo ronda nyang njero omah…haa..haa

  3. Sapa yg moto ni? kok nuansanya IJO bgt…bgs…
    plus ada yang kecapekan, itu yg jadi berbeza…
    kayaknya ybs blm tahu ya??

    • onthelpotorono

      Beliau ini malamnya nonton wayang di UNY, pagi2 sudah ngonthel. Bayangkan, dengan penampilan seperti itu, orang lewat akan lebih melihatnya sebagai wali yang tengah memberikan isyarat…

  4. Om wongeres memang jago bikin cerita ya….biar ngontel berempat yang penting rukun

    • onthelpotorono

      Tq Kang Laexs. Tinggal nyari bahan-bahan ramuan herbal dan hari pasaran ya Kang. Hehe… Jangankan berempat. Biar lagi sendirian juga rukun kok 🙂

  5. Erwin Erlangga

    iyo, dadi Bangsawan goro2 kesuwen lan kebengen le ngresiki fits. besine sampe dadi Tipis! 🙂

  6. @ Potorono,

    Wuihhh, mantep! Suasananya, prolog,juga lokasi yang dipilih sip! Daerah sana memang kenthel sekali nuansa daerahnya,budaya dijunjung tinggi lagi( sya dulu kalo ada wayang kulit, mesti mboten sinau,kruduk-kruduk sarungan, nonton keturon neng ngisore wit gedhang,masa paling indah (
    Mas-mas sedoyo, punjere Jowo jan njawani,santun tur jeruu banget..salam takjim

    • mas branjang ini biyen nek nonton wayang pasti neng cedakke sing gamel….karo titil2 jadah kekekekekekkek…….just for laugh..

  7. onthelpotorono

    Mas Branjang, maturnuwun sudah mampir. Wang-sinawang ya Mas. Lingkungan kami yang ndesit barangkali malah jadi kemewahan bagi sahabat lain.

    Wah, jan. Mas Branjang ini seorang dengan fokus yang jembar (fokus kok jembar? Haha…). Lha semua segi kehidupan kok dikuasai tur sajak mat banget… Jangan pernah berhenti, Mas Branjang. Salam hangat!

  8. OnthelPotorono,
    Pancen jeruu banget ra salah aku iki! Duwene onthel, nggih dipancal mawon , sampek kenthol abuh,diungkuri wong wedok, diseneni anak jan klopp banget.

    Mugi-mugi sedoyo pinarengan slamet, sehat, nggih mas Wong.

    salam

  9. Erwin Erlangga

    Tibake yo podo ae yo, sok keno Plerokan juga ya mas Branjangkawat, malah luweh parah -diungkuri- enthuk Knalpot berarti ya, he3x.
    makanya bapak2 disini kl dalam perjalanan pulang ngonthel sok ra tertib, ngacir dewe2, yo kuwi mbangane keslomot knalpot mungkin ya.

  10. Duh… suasananya enak banget buat ngontel….

  11. kagem om branjangkawat kaliyan om erwin

    mila menika om.. kanca setri dalah para putro-2 pun pundhutaken “onthel” kemawon…

    wonten wewarah luhur “Rukun agawe santosa, crah agawe Bubrah”…..

  12. Bos opoto, lha anak ke 4 saya kan hasil dari seneng onthel, bregas waras. Tiyang wingking sampun di spiral..tapi bablas kenek genjotane Gazelle seri 3..he..hee. Lha bos saya wong mbangir irunge, kaget, kok akeh eram anakmu,opo gak KB? saya jawab, udah pakai spiral. Dia tanya lagi lho kok bisa ada lagi? jawab saya, saya lebih kuat dibandingkan spiral itu he..he..blunas-blunus ae.
    Tapi nyonya awet muda bos..he..he…

    • onthelpotorono

      Wah, lha ini di atas harus diberi label BO (bimbingan orang tua), atau AA (anak-anak, tapi anak nakal!) Hahaha…

  13. Mas Erwin, sak resik-resik-e knalpot tetep dilarang yo bos..tengki bensin pripun bos..hi..hi..hi

    Pak Max, sampun dipundutke, tapi sanjange lare-lare, ngapain sih yang kaya gitu dibeli, kulo ndlongop karo mbrebes..tes..tes..

  14. sugeng pinaggihan mas Wong,mas Branj……. wah tak goleki jebul lg guneman parikeno disini to……., mas Wong penjenengan pancen wasis golek parikan lan yo tetep mentes……, semangat Gabusan sepertinya harus di support habis lho mas.. mongkog tp nrenyuhake ati nek nyawang foto2 ne….. sekedar usul krn Yojo sdh masuk paket tujuan wisata monconagari sepertinya ada peluang lho utk bikin wisata onthel dgn trek padhusunan, pesawahan, kebonan, kandang lan paguyangan , blumbang serta kekidungan khas mbantul……
    mungkin sederek OPOTO bs nggandeng travel sing ngurusi tamu walondo yg mestinya msh ada ikatan emosional dgn kampung kita…….

    • onthelpotorono

      Haha… rupanya diendus juga. Maturnuwun rawuhipun. Lha banyak orang “gegedhen empyak kurang cagak (besar atap daripada tiang)”, Pasar seni Gabusan ini tiangnya besar, atapnya malah kecil.

      Ada pengalaman unik, Mas Zadel. Seorang sahabat onthelist pernah menyiapkan sepeda onthel yang antik-antik. Ternyata kalau wisatawan londo pada gak mau naik, cuma dielus-elus. Sayang, ini sudah sangat antik, katanya.

      Yang mau pakai paling wisatawan Korea, Taiwan. Tapi ya itu, cara makainya, menurut sahabat onthelist tadi, gak pakai perasaan. Haha… lha rak ngewuhke.

  15. Nyuwun ngapunten mas cuma saran dan mungkin sdh ada di benak sahabat2 OIPOTO…. kebtulan kemarin sy melintas Potorono sehabis menyantap jangan lombok ijo dan walang goreng di Semanu… rasanya ngonthel di perkampungan Potorono sangat mengasyikkan……….
    mas Branjang… ojo dolanan knalpot lho… mundak kesemprot keluk. hehehe

    salam taklim

  16. wah itu permulaan yg bagus lho mas Wong……. di elus2 disik terus di tumpaki…….. mksd saya yg di sadel… suasana kampung dan sedoyo uborampene tp atas nama onthel…. hehehe.. wong saya aja awalnya yo ngelus2 terus dangu2 kulo tumpaki… terus njajah deso milang pit mboyong panganan……… teruusss….

  17. Mas Wong, karawuhan tamu agung saking Wirotho to ? Waduh, jangan lombok ijo lawuhe walang goreng jan mathuk, kulo nggih remen walang goreng tapi sothang-e kedah di tugel nggih, menawi mboten, ludiro kulo netes saking lambe ingkang kejojoh sothang walang sangit…eh walang goreng. menawi mboten wonten walang goreng, ampun nyobi walang kadung nggih Gus…

  18. Hallo onthelis semua…
    aku lagi speakless nihh,cause mau nulis mung sansekerta ku mboten sae je.
    tak privat lesson dl ah sama mr.Max agung migunani lohh ??!

  19. Selamat pit pitan terus Mas Nur, paling kalau ketemu t4 nya pak Ngatijo

    • onthelpotorono

      Matur nuwun Mas. Saya paling gak enak hati kalau harus jagongan lama dengan Panjenengan. Lha nanti sirine meraung2 ke arah stasiun tugu semua??

  20. Ha ha ha …… kan siang ketemunya tenagaku belum banyak dibutuhkan, kereta belum pada datang, Rencana minggu 7-6-09 ikut pit pitan di ALKID gak mas, saya rencana ikut tapi belum daftar

    • onthelpotorono

      Lha, itu dia Mas. Tgl 7 di rumah ada banyak teman lama pada ngumpul. Rencana mau bagi tugas, para ‘bangsawan’ yang belum pernah ke Gabusan kalau mau biar pada ikut. Yang lain cukup touring pendek saja.

  21. di Alkid kan bisa cuci mata, syukur syukur dapat spartpart/onderdil plus door price ding sekaligus kulineer. Rumahku ke alkid jaraknya 22 km. PP 44 km

  22. wah srry sy pas absen wlaupun sy prnh kegabusan be2rpa x tp kl ngontel ksna enak jg nich suasananya.aplgi klo bisa tdran dbwh pohon.bkn kyak pak cipt tdrn dbwh terik mthari.he…3x kq bisa yah…

  23. kan ybs msh balita, msh butuh sun shower di morning2. biar kulitnya kenceng katanya. 😀

  24. ya itu mas onthelnya minngu kemarin mau tak naikin spoo0r ke alkid, tapi ban spooor nya lagi gembos jee terpaksa genjot aja dan kemarin sempat ketemuan sama salah satu anggota OPOTO disamping pakai kaos hijau dia juga pakai kaos yg ada tulisannya OPOTO saya bilang Potorono ya tempatnya Mas Nur tapi belum sempat kenalan terus start

  25. Wah, seneng ya Mas bisa ngonthel rame-rame. Kami sempat ngonthel, tapi kali ini giliran saya ngacir duluan karena ada acara di rumah.

    Oh, akhirnya ada juga to perwakilan dari Potorono? Memang kami himbau, tapi belum tahu siapa yang jadi berangkat. Kaos Opoto itu bukan uniform formal kok Mas. Kita kan komunitas riang-riang saja. Sahabat, simpatisan, boleh saja pakai kalau suka. Biar para sahabat onthelist makin familiar dengan kami. Hehe…

  26. Bar foto, nyoto trus plencing…Wongeres pake Turbo boost, MUscat mencoba menyusul dengan Nos nya tapi tetep ra ngatasi Wongers dengan Gazelle nya yang di Gazpool abis.
    Sementara sang Batavus dames nyantai,menikmati tiap kayuhan dengan impian yang melayang-layang.

  27. Huahahaha… 😆
    isok ae..
    Untuk yang laen, ada pengalaman tentang plerokan istri? jujurlah, ceritakanlah pada kite2. sapa tau ada solusi.

  28. Ada yang sudah pernah mencoba nuthuk gong raksasa (digambar atas) tepat di cenulnya ?
    suarane koyo ngopo yo???

    • Kalau gak berani dan gak sempat mukul gong-nya, minta tolong sama si-emblem batavus to om erwin…. khan dia bawa “gada” besar untuk mukul…mesti buuuanterrrrrr dab…haaa.haaa..

  29. jual onthel antik2.. mister (jantan) 1,25 jt , holland/netherland (wedok) 1,5 jt , simplex (wedok) 90% asli 5 jt, nego..
    mangga mangga… mampir mriki.. sragan RT 07, trirenggo, bantul… 085729337248
    tipe2 lain jg ada…

  30. nuwun sewu, saya minta ijin nampilin foto2 nya bapak sekalian di web saya. thank’s.

    haryo

Tinggalkan Balasan ke Acha Batalkan balasan