Simplex Cycloide Tromol: Berat di Awal, Melaju Kemudian.

Di antara sekian banyak sepeda onthel yang beredar di Indonesia, sebagian adalah produksi Belanda. Di antara pabrikan sepeda Belanda, salah satunya adalah Simplex. Di antara sekian model sepeda Simplex, salah satu yang menjadi favorit adalah Simplex Cycloide. Dan, di antara sekian Simplex Cycloide, varian rem tromol banyak diburu orang. Begitulah, selera individu yang sedemikian kompleks telah banyak memberi warna dalam dunia peronthelan.

Simplex Cycloide rem tromol

Setiap orang seperti memiliki alasan sendiri-sendiri untuk menyukai atau tidak menyukai produk, model, atau varian tertentu. Beberapa produk terkenal dari pabrikan besar kadang membuat seseorang penasaran untuk memilikinya, tetapi selanjutnya selera pribadi tadilah yang akan menjadi penentu utama.

Simplex Cycloide ini merupakan salah satu produk terkenal yang relatif langka. Secara umum, orang biasanya akan langsung berkomentar bahwa ini adalah Simplex Cycloide hanya karena melihat bentuk stang dengan konstruksi unik yang dimiliki, yaitu tuas remnya tidak diklem dan dibautkan ke pipa stang, melainkan masuk ke dalamnya. Kenyataannya, pada banyak kasus, stang model ini juga banyak dijumpai menempel pada Simplex Neo. Beberapa model stang seperti ini bahkan juga dibuat oleh Jepang.

tuas rem lebih panjang, braket bearing besar, tangkai spatbor

Simplex Cycloide tromol ini juga menggunakan stang model tersebut. Sebelum dicat hitam, pada keni tengah bagian atas tertulis “Simplex Amsterdam”.  Tuas remnya di bagian ujung berbentuk pipih-melengkung sehingga menyerupai talang air. Meskipun bentuknya sekilas sama, tetapi pada varian rem tromol tuas remnya agak lebih panjang dibandingkan pada konstruksi rem karet.

tube depan dengan knee yang membesar di bagian kom stang dan kom fork

Ciri lain yang biasa dikenali adalah, pada tube depan, ujung atas knee/sambungan pipa atas (dekat kom stir) maupun bawah (dekat kom fork) menggembung (lebih besar) menyerupai tambahan gelang/cincin. Selain itu, sambungan antara supitan dan fork belakang tidak menggunakan baut, tetapi langsung dicor menyambung. Sedangkan as tengah/braketnya menggunakan bearing/laker berdiameter 5cm yang tampak kokoh dan rapi.

Rangka sepeda Simplex yang relatif berat dikenal sangat kuat membawa beban. Agaknya, selain teknologi bearing yang digunakan, masalah bobot rangka ini juga ikut memberi andil pada kayuhan pertama yang biasanya relatif berat, tetapi setelah berjalan akan terus melaju cepat tanpa henti. Oleh karena itu, dibutuhkan tromol khusus untuk menghentikan lajunya. Rem tromol yang kromnya telah habis sehingga dicat hitam ini baik bentuk tabung maupun tahanan remnya berbeda dengan tromol Simplex Neo. Kinerja remnya yang sangat pakem bahkan sering mengejutkan bagi yang belum terbiasa mengendarainya.

rem tromol depan-belakang yang sangat pakem

Bentuk spatbornya sama sebagaimana spatbor khas sepeda Simplex. Hanya saja, dudukan tangkai kawatnya tidak dibaut dengan klem vertikal seperti pada spatbor Phillips, tetapi horisontal seperti pada spatbor Raleigh/Humber. Dengan demikian, tidak diperlukan logo “S” di spatbor belakang yang sekaligus berfungsi sebagai klem vertikal.

Meskipun frame-nya berukuran pendek, 22 atau 55, tetapi pilihan sadel Terry besar yang terpasang memberikan kesan kokoh dan gagah. Lampu model batok juga semakin menambahkan kesan antik. Seorang sahabat onthelis memberikan komentar bahwa Sepeda Simplex yang gagah dengan warna meni merahnya yang khas ini sangat sesuai untuk pribadi dengan selera “ngerock”.

rocking bike….

Di Potorono, hanya Pak Joni yang biasa mengendarai sepeda ini. Apakah hanya Pak Joni satu-satunya Opoters yang berjiwa “ngerock”? Entahlah….

246 responses to “Simplex Cycloide Tromol: Berat di Awal, Melaju Kemudian.

  1. pertamax gan..

  2. wah, simplex cycloid pancen ngganteng tenan

  3. maaf kalau velg-nya ireng, semakin nggegirisi, kayaknya…..little monsta…

  4. ha ha muncul rockernya, simplex cycloide awal dan akhir maksudnya awal memakai tromol dan masa hampir mendekati akhir memakai stang yang istemewa ini.sangat istimewa dan agak jarang menemukan simplex cycloide dengan ukuran 22 / 55 atau 58cm ( kalau tak salah ukur ).cat hitam semua menambah kesan gagah, kenapa peleknya tidak ya ?.apakah ada hubungan antara roker yang suka memakai baju hitam dengan cat sepeda simplex cycloide yang hitam semua ?

    • wongeres OPOTO

      Nah, ketahuan yang berselera rock jadi pada keluar. Hehe…
      Mas Faj, mungkin nunggu velg-nya karatan baru sampai hati mengecat hitam! 😀

  5. lha ini,pasti “nglenyer” kayuhannya..!!! dibandingkan dgn Thompson bracket (cup and cone),Cycloide memang lebih enteng dlm kayuhan..apalagi untuk yang tromol,ada lager jg didalamnya…wuihhh jan,nglenyer,nak nan..!!! ketika pengendara yg lain sudah mulai sibuk ngonthel,pengendara yg satu ini msh santai,berleha-leha merasakan kenikmatan putaran lager…sayangnya,para winasis ngendika…”mas,Simplex niku tumpakane mbanggel,tidak seperti sepeda yang lain”…biarlah,siapapun yang ngendikan,Kafilah tetap berlalu…!!…Nglenyer tenan je..

  6. @satu lagi koleksi OPOTO yg sangat menarik, bertahun lewat diawal boomingnya sepeda onthel ,simplex cyclo sempat jdi buruan utama para “alap alap”..dan akhirnya kini benar2 telah ” punah” masuk dan tersimpan rapi di kamar2 para alap alap.. selamat pak Johny..
    @ mas Noer mestinya ftnya disandingkan dengan sang legendaris :simplexabella” yg pasti tiada duanya …hehehe( piss mas Mxs).. salam

  7. Sepedane kagungane Ki Ageng Potorono tuh banyak banget dan bagus basus, mingini kabeh. Udah ketemu sama Pak Heru belum Mas, besuk Sabtu Legi Pasaran Pasar Srikaton/Ngino, biasanya Pak Heru ada

    • wongeres OPOTO

      Ini saya motret sepedanya Pak Joni kok… Mumpung sepi ditinggal orangnya. Pasaran lalu saya sudah ketemu Pak Heru, Pak Ngatijo, Mas Margono, dll. Jan komplit kumpul di pasar Godean. Saya mau ngontak Panjenengan nggak jadi, kan katanya keburu kondangan…

  8. Mbah Nolo Klabang

    Nah ini yang ditunggu-tunggu akhirnya nongol juga, onthelnya orang yang bebas berekspresi…, Ayo pak Joni kita ngerock bareng-bareng…hehehehee.

    “Sheena is A Punk Rocker, Sheena is…..”

  9. sik asiiiiiiiik… 😀 😀

  10. Mbah Nolo Klabang

    …hey ho lets go…..

  11. @wah sang legenda sudah di operasi to jebulnya.padahal blm sempat menyaksikan je..hehehe..
    @ mas qly spoor apa kabar..kita ketemu sangat sebentar ya blm sempet ngbrol..
    @MAS sUGA…masa mau selingkuh ke simplex sih…

  12. masa selingkuh pake simplex…. (lho?)

  13. @ Pak Rendra………….iya ini kok agak nyolowadi…tapi nggak selingkuh, cuman mau sedikit di-versifikasi saja kok….
    @ Mas aat……..iya mas biar tau tumpakan-nya..he..he…

  14. @ om rendra : haaa…haaa… si “bella” udah di amputasi om… saya yang nunngu operasinya aja.. nggak tega sampai “nangis ngguguk” om… haaaa…haaaa….

  15. Sungguh indah sekali simplek ini,sungguh gayeng tiap hari mampir dan lihat obrolan disini,rindu akan alam jogja dan sekitarnya terobati..nderek tepang Mr wongeres,kulo pemula ngonthel saking magelang..punya Humber Bz kayak koleksi Potorono,pingin banget tak renovasi..Salam

    • wongeres OPOTO

      Maturnuwun pitepanganipun, Pak Beni. Salam kenal juga. Humber BZ? Wow, mestinya mak nyus! Senang sekali kalau Pak Beni kersa gabung di angkringan ngalor-ngidul ini. Bisa tambah warna dan pasti makin segar dengan cerita-cerita obar-abir Magelangan. Hehe… Sumangga. Ada apa rupanya dengan Sang BZ nggih?

  16. Stoplampnya kok pakai rieks keur jagung Pak? Benar, coba kalau peleknya hitam sekalian.. Pasti luwih ngerock! Hehe… 😀

    • wongeres OPOTO

      Kasinggihan, Pangeran. Itu saja jagungnya sudah diupili, jadi ompong semua. Cara mengatasi ala Potorono biasanya dicarikan sandal kesehatan yang trotol-trotol itu. Haha…

      Jangan menyepi terus, Pangeran. Katuran tapa ngrame saja di blog angkringan ini… 🙂

  17. Hitam dan putih! White collar crime, Man in Black, Black magic woman, Night in white satin,black sabbath….asal jangan White Lion…too sweet hehehe….what’s in a c(K)olor! Velg item insyaalloh tambah gagah Gus Wong…

  18. wongeres OPOTO

    Black Bros saja ah: …sadarlah kau, akan hidupmu yang hanya menelan korban yang lain…. Bintang jatuh… 🙂

    Kyai King Crimson, velg hitamnya dipakai ‘mbok tuwo’: Fongers Holl torpedo. Hehe…

  19. Rangga Tohjaya - DeFOC

    @Kagem sedoyonipun………salam komplek…..maksudnya kompak dengan simpleknya…yg kali ini sepakat bahwa simplek tunggangannya Pak Joni adalah “exentrik”….ex=diluar, sentrik= sentral=kebiasaan….jadi memang onthel tsb = diluar kebiasaan…..lhoooo? iya toh……mosok peleknya warnanya hitam(dicet po piye Pakde ?)….terus…itu lampu stopan yg ada di spatbor blk
    lah kok yo ketok “iwir iwir”….bar dibungkus plastik kresek njih Pakde? Saya jadi masih ingat tentang onthel saya (simplek juga) yg kampas remnya rusak, sulit cari gantinya…..akhirnya diakali di bengkel , diganti dg kampas rem Bajay roda 3…..remnya jadi bener bener pakem……digoesnya seprti ngonthel rasa becak ( spt ngendikane Mas Maxs waktu itu)….nuwun….salam buat sederek OPOTO sedoyo……

    • wongeres OPOTO

      Pak Dhe Rangga, velg yang terpasang di cyclo ini yang putih kok. Kalau mau lihat velg hitamnya nongkrong di Fongers Holl biar makin gagah, buat manas-manasi Mas Aat dan Pak Hari yang Humber mania! Hehe…

      Kalau lampu dan stoplamp Burgers sejoli kemarin setelah diblongsong tas kresek seharian langsung mateng lho. Begitu juga kagunganipun bocong alias pantatnya Mas Max, walaupun sudah pakai jurus mlembang kanan mlembang kiri, sampai rumah tetap saja merona… 😀 😀

  20. @ wah tambah gayeng, kathah tamu enggal njihmas Wong.. salam kenal kagm mas Beni, salam hangat kagem mas rangga…
    @ gus king cross genduru bin branjang kawat.. apa kabar pendekr seribu nama… lg di brang mana nih posisinya, sy malah lg ngadem di jogja..hehehe. salam

    • wongeres OPOTO

      Di…di.. Jogja??!! Lhadalah! Tapi luknya yang empat tertinggal di rumah ya.
      Kita kemarin ngonthel dan sarapan raya di mangut Bu Is lho. Ada Mas Bagus dan Mas Totok juga…

  21. Rangga Tohjaya - DeFOC

    @Assalamualaikum wr wbkth …..Mas luk telu……salam hangat pula, semoga selalu mendapatkan limpahan karuniaNya……lha kalo kurang “hangat”…..monggo mampir dirumah MEWAHnya Ki Ageng Potorono…mesti ketemu Cocacola hangat (aneh khan?) dan mesthi nanti ada yg hangat hangat lainnya….sambil menikmati kuliner khas Onthelis, mripate iso plirak plirik mirsani koleksine Ki Ageng yang….wis tho pokoke nggilani…..tapi ya itu jangan percaya, sebelum membuktikan……Ki Ageng Potorono selalu open house lho………dan angkringan ini bener bener tambah ruameeeeeeeee……..

  22. Rangga Tohjaya - DeFOC

    @Pakde Wongeres…maksude niku lho….apa yang jadi pilihannya Mr King….black or white……lha kalau black terus gimana gitu, lha kalau putih ini yg ori apa ya ? Salam lagi buat Mas Max orang yg sabar…..kata Mario Teguh : orang yg sabar, pantatnya lebar……he he he …………ngangkat watu nganti kaboten….yen kulo klenta klentu, nyuwun pangapunten………..ini baru nggak slenco njih Pakde…….

  23. @Pakde wongeres injih matursuwun saged nderek gabung wonten mriki,nek magelang menika cilikan kulo,samenika kulo glidhik wonten jakarta,remen banget car free day tiap minggu,tapi isin ajeng nggabung gowes kaliyan rencang2 KOBA hehe..nderek tepang ugi kaliyan komunitas opoters Pakdhe Rangga kaliyan Mas Luk telu (wah sajak angel ki nggolek klithikan kerus luk telu hehe..) Riwayat Humber bZ kulo meniko warisan simbah saking solo,mesake ngglethak wonten ndalem alm simbah mboten kerawat (secara dulu sepeda dinas simbah pas dados mandor tebu wonten pabrik gulo tasikmadu),dados kulo putu ingkang bekti hehe..alhamdullilah pas nemu blog meniko saged pikantuk ilmu katah per onthelan,saged kepanggih Mbah Ngatidjo luru asesories kaliyan dolan wonten toko pak Yudi..Sameniko kulo keserang virus onthel pakdhe..pripun obate larang larang je ..hehe..Nyuwun sewu sakderengipun..salam

  24. Rangga Tohjaya - DeFOC

    @mas Bei…eh mas Beni…..kulo injih nderek tepang…menawi car free day kadang kadang komunitas DeFOC injih nyepeda ngangkring wonten ing HI, sak ngajengipun Hyat kempal kaliyan KOBA mbah Jabrik…
    Virus onthel? ha ha ha ha memang Mas Beni…”penyakit cinta” yg satu ini susah obatnya..apalagi kalau sudah bergaul dg kerabat OPOTO….wah jan…jadilah kita tambah mabuk cinta….cinta onthel….dan cinta persaudaraan ..dan bukankah hidup kita ini juga dari buah cinta……jangan bosan untuk ngonthel sbg tanda “bekti” kepada simbah……..

    • wongeres OPOTO

      Pak Dhe Rangga, selama antara yang ‘di-‘ dan ‘meng-‘ gauli sama-sama cinta kan tidak ada kejahatan sehingga pergaulan onthel bisa terus dilanjutkan. hehe…

      Foto-foto saat ngonthel Potorono-Plaosan masih saya kumpulkan lho. (Mas Bagus, adakah beberapa frame yang boleh saya simpan?)

    • @Pakdhe Rangga : O pakdhe derek DEFOC, nggih pernah lihat pakdhe dan teman2 ngonthel di HI cuma saya bingung yang mana ya orangnya hehe,yang sering lihat artis2 KOBA,cuma berdehem..hmm asyik asyik kostumnya,nggih leres pakdhe dados sedherek opoto migunani kagem sedaya,baru kali ini juga nulis di blog opoto,biasanya cuma mbaca tulisan para pakar pakar onthel..wuih asyik

  25. @ Mas Nur, setahuku Ki Ageng Potorono juga punya Cycloide he he, tak kira yg di upload ini.
    @ Pak Rendra, Puji Tuhan kabar baek, maaf ini baru balas luar kotaan terus, sambil dinas juga berburu, tapi barang udah susah di dapat, kata penjualnya barang udah banyak yg dibawa ke Kerawang dan Potorono. Kalau udah ke Kerawang dan Potorono bisa masuk dan masuk terus, barang keluarnya kapan …. jangan harap, he he.
    Baru kenalan dan ketemu sebentar, tapi saya masih ingat sama Pak Rendra pemilik Gazelle Palang yg ori dan bagus.

    • wongeres OPOTO

      Cyclo saya rem karet Mas. Haha… perhubungan lho Mas, bukan infotainment! 🙂 Koleksi Potorono kalau jodoh (baca: pas pengin yang lain) bisa keluar kok Mas. Hayo, lagi ada permintaan? BB? Burgers heren? Sunbeam? Haha…

  26. @ om Rangga : sungkem kawulo kagem pak dhe rangga… haaa..haaaa.. mboten namung tambah lebar pakdhe, ananging “werninipun” malih abrit radi keungu-unguan…… haaa..haaaa….(njarem)……

    • gile bok. mau bayangin aje, guwa kagak tegel..

    • wongeres OPOTO

      Lha wong sudah tau sadel sakkepel itu peruntukannya buat Dewi Arimbi, kok diglesoti Werkudoro! Mana habis nggenjot Guricke rasa becak pula! Jiaan… Werkudorone kadya kelangan gapit. Hehe…

      Mas Yon, awas nanti kalau pada naksir Simplex damesnya jangan dikasih ya. 😀

  27. Totok Adiyarto

    Sungguh pengalaman luar biasa nderek Kangmas Noer Wongeres “jajah desa milang kori” bersama Mas Tono, Mas Aat dan Mas Bagus…bagaikan mengarungi lorong-lorong puisi kehidupan. Nampaknya sdh menjadi semacam candu bagi saya utk ngonthel bersama panjenengan sedanten. Maturnuwun kpd Mas Tono atas pinjaman Union yg telah menjadi tunggangan saya ngonthel ke Prambanan dan Bantul. Salam katur para sederek Opoto…

    • Ngonthel itu candu.. keren juga ya. sampe ada lho yang mencari alasan untuk pulang tiap minggu untuk bisa ngonthel…

      • Totok Adiyarto

        Betul sekali Mas Aat…candu yg menginspirasi lebih tepatnya.. salam kenal katur Mas Rendra.. Edisi ngonthel malam bersama para sederek Opoto sudah 2 kali direncanakan, namun cuaca blm mendukung, tmsk pas “super moon” tgl 19 Maret lalu yg diwarnai hujan sejak sore.
        @Mas Aat: ning nggih kula tasih lingsem amargi onthel-ipun tasih ngampil.. Mugi enggal pun paringi ingkang cocok kaliyan Kangmas Noer…he3x..
        @Kangmas Noer: nderek dawuh Kangmas…

  28. @m.Noor….kasumanggakaken lho,kalau ada yang ngersakke si-dames…..tapiiiiii……untuk sekedar nyoba “njaremke” brutu …!!!..hehe….

  29. Nderek tepang ugi kaliyan mas aat,maxs kaliyan sederek2 opoto..salam

    • Sami2 Mas Beni. sesama penguri2 Humber kita harus bersatu, menghadapi hegemoni sepeda belanda yang berurat berakar disegala sendi kehidupan hingga mempengaruhi konstelasi mikrokosmos dan makrokosmos. (wopoooo iki..)

  30. @ Mas Aat: haaa..haaa… Jelas gak tegel mas aat… gambarane ki koyo ana “mbulak” wit terong ungu ning tengah ana reaktor “nuklir-e” ….haa…haa
    @ Om beni : inggih nderek tetepangan ugi kagem om deni… monggo om menawi pas tindak dateng jogja/ solo, kersoo mampir wonten opoto…

  31. @ Mas Beni : Humber BZ asli Solo pasti kethokan RM (Roekoen Makmur)

  32. @Mas Bagus : Mbok menawi mas bagus,kulo tingali kok mboten wonten kethokan e RM,mbok bilih sampun ical,tapi kagunganipun simbah tasih sedoyo ori kec velg dunlop,TM e njih tasih samar2 ketingal,kulo nggih tanglet tiyang2 memang toko RM paling top ngantos sameniko (nek mboten klentu lho),ugi ninggali rudge kaliyan dalangan simplek,tapi ngenes dalanganipun kados “simplexsaurus” hehe..menawi pak nur kagungan fongersaurus saderengipun..nyuwun ngapunten menawi klentu malih hehehe…salam

  33. @mas Noer, mas Aat, mas Max ( brutu terong nuklear), mas Rangga, mas beni, mas totok, mas qly spoor, dan sedoyo Opoters..salam hangat, sugeng Wkend.. wah jan kolo wingi di jogja ” meh wae” saya menikmati touring malam bersama sahabat Opoters dengan target Bakmi Sorsawo… eee..ndelalah kok yo udane dereees banget, rasanya njur mak plass kuciwo ing manah…. padahal udh diewangi tuku kaos di emperan malioboro…tp ya gimana lagi alam blm mengijinkan utk bisa menikmati “puisi” malam (ngampil istilahe mas Totok) ..mugi2 sanes wekdal saget kaleksanan menikmati touring malam..
    masih beruntung bisa ngrumpi sama mas Wong mskpn hanya via talipun…dan akibatnya malah mrimpeni numpak burgers seri satu …hehehe.. salam kompak..selamat njih mas, (buka kartu.com)..

  34. Salam kagem sedoyo angkringers kulo tenggo wonten ngayogya
    malih ngonthel bareng turut deso. salam balik kagem mas Beni dan mas Totok.

  35. @ Mas Beni : Leres, mas, ngantos sak meniko toko RM taksih misuwur babagan sepeda. Kala rumiyin menawi tiyang Solo sak ideripun menawi tumbas sepeda langkung remen menawi tindak wonten toko Roekoen Makmoer (RM). Mbok menawi kethokanipun sampun ical. Sumonggo sepedanipun dipun angge kagem kasarasan raga.

  36. Rangga Tohjaya - DeFOC

    @Mas Totok Adiyarto….lain kali kalo ngonthel mbok yoo bawa obat pemutih lho Mas…..lha waktu ngonthel “Wisata Candi” kemarin saya lihat wajah Mas Totok yg kuning langsat berubah jadi abang mangar mangar je….lha untungnya terus diobati dengan soto plus tempe bacem…ditambah lagi minum air degan campur……hayo semangat lagi ngonthelnya…..minta lagi rute tantangan sama Mas Tono……
    @Denmas Rendra……wuah hebat tenen stamina panjenengan nih Den…..kayaknya nggak mitayani….ternyata huaduh menjadi leader of the team wisata candi……memangnya Denmas minum KUKUBIMA ya Den (KUrang KUat BIninya MArah)……..atau barangkali malu nih sama “satpam” disebelahnya….hayo ngaku aja….salam kangen buat Denmas …….orang yg paling ganteng sak Kerawang….he he he he…
    @Pakdhe Wongeres….ditunggu juga nih kapan penampakan diriku ini yg berada di batu meteor dg latar belakang hitam ( ditutupi punggungnya Mas Max)……..capek tetapi puas……….maklum saya ini orang yg kurang berbahagia ngonthel waktu kecil….he he he he…..

    • wongeres OPOTO

      Pak Dhe Rangga, saya juga takut ketempuhan kalau wajah Mas Totok jadi ‘burasen’ gara-gara ngonthel tanpo wayahan. Kalau Pak Rendra kan memang kandidat menteri tenaga kuda. Ada rahasianya, tapi asal bukan fukushima energi rasa terong ungu ya. Haha…

      Tadinya kisah perjalanan Potorono-Kalasan-Plaosan itu sempat mau saya posting, tapi kok ternyata nggak lengkap ya. Puncak acara nyoto dan mendem degan tidak terekam karena di warung soto fotografernya keburu ngintir-intir, dan pas acara mendem degan malah nggak ikutan. Tapi semoga saya punya cara lain untuk mengabadikan momentum penuh kenangan tsb. Tunggu tanggal mainnya.

    • Totok Adiyarto

      @Pakde Rangga: hanuninjih..lengan dan kaki juga ikut belang dibelai sang surya, malahan pas telapak kaki bagian atas ngecap persis sandal jepit..he3x…
      @Kangmas Noer Wongeres: pramila kedhah nyobi “track” dalu Kangmas, supaya imbang belangnya…untuk kisah perjalanan jalur “gula batu” dan “mangut lele Bu Is” ditunggu tulisannya njih Kangmas..
      @Mas Tono: siap… Pokoknya kalau “trip master”nya Mas Tono sdh pasti bervariasi dan “menegangkan”….

      • wongeres OPOTO

        Betul, Mas: menegangkan! Kita semua ketar-ketir, warung sotonya masih jauh banget nggak… 😀

        Kalau soal belang, itu sudah jadi cirinya Opoters: di tempat jepitan sandal tercetak belang putih seperti bekas G-string! Hehe…

  37. wongeres OPOTO

    @Mas Bagus, Mas Beni
    RM (Roekoen Makmoer) memang kondang. Perakitan dan pemberian kode RM konon dilakukan di Ceper, Klaten. Ini menarik untuk dirunut lagi. Keberadaan gudangnya konon masih ada hingga awal reformasi kemarin. Ada yang bilang mengalami kebakaran.

    Soal BZ, para pinisepuh bilang stirnya terasa lebih mantap dan stabil. Tentu jika dirawat dengan baik. Semoga Mas Beni siap melakukannya 🙂

    • Nggih sendiko dhawuh Pakdhe nur,saya lagi nyariin velg dunlop biar tambah cakep,besok renc pas awal gilingan gula di pabrik (”cembrengan”) mau pulang solo,coba tak runut ke Roekoen Makmoer barangkali dapat sisa2 harta karun 🙂 Nggih salam balik kagem Pak Tono dan Pak Totok..Wah sajake kok malah mbahas BZ..monggo lho bpk bpk menawi nglajengaken runut simplek wonten nginggil,kulo mung tak manut kemawon kaliyan guru2 onthel 🙂

  38. om rendra: leres om rendra, cuaca ekstrem “sanget”, matur nuwun awit saking pangertosanipun om rendra… sanajan kuciwo nanging sanget wicaksono…… heee..heee… tinimbang “diudani lan pun kroyok bledek” om….haaaa..haaaa…

  39. Rangga Tohjaya - DeFOC 0919

    Halo Mas Bantoro yg di ujung timur sana…kados pundi wartosipun ? Mugi mugi injih tansah diparingi saras lan pikantuk karunianipun Gusti Alloh ingkang Maha Welas……hayo kapan kondur ke JK lagi ? Masih sibuk njih Mas…sepedanipun sudah tambah karatan tuh….dan permaisuri dan putrinya udah pada kangen juga tuh….huaduh Mas Bantoro kalau pulang kampung juga sibuk “ternak teri” njih…Nganter anak, nganter istri….ha ha ha ha….. sepedane lali dipleroki …tetapi memang mereka itu nomor satu lho…..lha sepeda baru istri kedua……salam dari kami……

  40. @Pakde Mahesa Jenar..eh Pakde Rangga, matur suwun nggih, meniko sabtu-sabtu tasih ngayahi tugas ngantos kesupen posting…tetap mengikuti kok, ternak terinya sll dinomer satukan daripada kapiran njobo njero hehe..salam.
    @Mas Totok, gimana? selingkuhnya dilanjut? sudah ada sir-siran yg mau diboyong ke rumah dereng? bolehnya nyawang ampun dangu2 lho, bade belanda menopo inggris monggo kantun milih, salam.
    @Mas Beni, nderek tepang nggih, tambah sederek.
    @Om Wong, ikut menyimak cycloidenya…nggantheng…ingkang kagungan pancen nate ngendiko menawi genjotanipun marai kemringet premature hehe…sayang jarang diagem buat nyoto.

    • @ pak bantoro : Nggih pak tambah sederek,tambah ilmu kok kadose bapak nggih sami kalih kulo ”nambang” tapi bedane bapak nambang emas nek kulo nambang watu bara hehe..salam

    • Totok Adiyarto

      @Mas Bantoro: meniko tasih menunggu dicarikan “istri kedua” yg paling cocok oleh Kangmas Noer…begitu cocok langsung ditest dan diboyong ke rumah…he3x..
      @ Mas Rendra: makin banyak “istri” makin sehat Mas…he3x.. ini sdh minta izin ke para VW utk meminang istri dr jenis yg lain….
      @ Mas Beni: salam….

  41. @ halo mas Totok, apa kbr,sdh selingkuh dari VW ke onthel lum,atau mau poligamisaja…hehehe.. salam
    @mas Rangga, leres sy saat ngonthel wisata tracknya pak Tono udh nguntal cindil abang dulu ias gowesannya mantap… kapan kita nglurug lagi mas ke Potoro?
    @ mas Max.. njih kulo sanget mangertosi kahanan kolo semanten kok..lhanek ditekadi ya bakalan njedindil masuk UGD …hihihi
    @ mas Bantoro prpun kabare jayawijaya..mugi tnsah sehat walafiat..
    @mas Bagus Maj lan mas Yonthit..kok sepie njih..salam kompak..

    • englandmania 0905

      sugeng sonten kangmas rendra,lama saya tidak berkhabar,bahkan perhelatan agung kosti februari kemarin belum sempat ketemuan.
      Dos pundi kabar tlatah krawang,telukjambe apa masih sering klelep.Nyuwun sewu asli saking pundi njih.
      Salam

      • wongeres OPOTO

        Pak Hari, kok baru muncul? Kalau klelep itu biasanya kan karena kelebihan muatan. Tahu sendiri, besi onthel klasik itu memang berat, apa lagi kalau dalam jumlah sebegitu banyak terkonsentrasi di satu tempat. Kesimpulannya sebaiknya bagaimana nggih? 🙂

  42. @Pak Rendra : sepi amargi jawah teras, mboten saget ngonthel turut dusun malih meniko. Sampun siap wonten rute enggal arah mengilen Sewon, Madukismo namung dereng giling. Cembengan wanci awal April, utawi Kasongan finish pecel welut sendang semanggi.

  43. @wah mas bagus.mantaep sanget rutenya njih..andaikan dekat..hiks

    • wongeres OPOTO

      Pak Rendra, jauh juga bisa ditunggu kapan pas dekatnya kok. Biar dekat kalau lembur akreditasi terus, paginya juga bakal kepancal terus (ini berdasarkan kisah nyata yang diperankan oleh model) 😀

  44. satu atau dua sepeda lagi masuk koleksi Potorono, nambah terus he he

    • wongeres OPOTO

      Cuma satu Mas, sepeda sangat tua. Sebagai penghibur sebelum ketemu seri-5 Bengawan Soloan… 🙂 Satunya lagi si dames yang kinyis-kinyis itu punya Mas Aat…

  45. @ Kanjeng Wongeres dan Para Kerabat Onthelis
    Menyambung diskusi mengenai Simplex Cycloide berikut ini ada referensi dari Portfolio Tahun 1924.
    http://www.sepedaonthel.com/cerita14_simplex1924.htm

    • wongeres OPOTO

      Wah, matur nuwun sanget, Pak Dr Sahid. Persis seperti yang dijanjikan waktu kami ditraktir Bu Sahid di bakmi Pak Sunar Kotagede kemarin. Lha ini lho salah satu ilmu amaliah dan amal ilmiah di dunia peronthelan. Hehe… Tentu bermanfaat bagi kita, terutama para rocker penggemar Simplex…

  46. @p.Sahid…wahhhh,ini pasti akan sangat membantu & jadi acuan buat kami-kami,yang masih “pong-pong bolong,pupuk bawang” didunia perSimplex-an.. maturnuwun,maturnuwun
    @m.Noor..saya kronconger,kira-kira gathuk ga’ ya,kalau ngopeni Simplex..??..hehe…

  47. yaaehhhhhhhh, trims u master roker kita, atas sharing ilmunya yang sangat bermanfaat, sekali lagi suwun mas sahid.

  48. @ Kang Wongeres, Pak Yonthit dan Pak Faj
    Terima kasih atas apresiasinya. Terus terang saya bukan Pakar Simplex lho, ini hanya othak-athik mathuk khas Jogja he..he..he..

    Nanti saya update gambar lebih detil mengenai gir tengah Rijwiel Radium, bentuknya unik dan jarang ada di pasar klithikan. Pada tulisan berikutnya, saya akan menulis tentang Simplex Cycloide Elite dan Simplex Priesterrijwiel keluaran tahun 1937 sebagai the last Simpelx bicycle yang menggunakan Setang Deluxe (tuas rem masuk di badan setang).

  49. @Pak Sahid : terima kasih pak atas ulasannya seperti yang dibilang pakdhe wongeres ”ilmu amaliah dan amal ilmiah” ,web bapak sangat membantu sekali bagi saya yang pemula onthel,sebenarnya saya naksir sepeda bapak yang sepeda pos,ternyata sudah laku ya pak ? tapi dpp suatu hari nanti saya pingin banget belanja klithikian bapak..nderek tepang Pak sahid…salam

  50. Pak Beni salam kenal dan terima kasih atas apresiasinya. Sepeda Pos Falter memang kecil-kecil gimana gitu he..he..he..saya dulu koleksi 4 unit, sekarang tinggal 2 unit. Di Indonesia sepeda transport tidak terlalu populer, padahal kalau di belanda, harganya 2-3 kali lipat sepeda kuno biasa…

  51. lhadalah…m.Aat “kersa rawuh” juga,paring pangandikan…gimana m.Aat,masih krasan di Jakarta,apa sudah kondur..??
    Simplexnya belum dijual kok mas,kasihan nanti yg beli….ndak sonyol-e “mangar-mangar”..hehe..salam

    • wongeres OPOTO

      Wah, tersentuh rasa welas saya mendengar keluhan tentang sonyol mangar-mangar (malah pakai ‘ungu’ segala. Hehe… ). Janganlah ada lagi keluhan serupa dari Mas Yon dan teman-teman. Kalau perlu cukuplah saya saja yang menderita (mangzoed loe? Hahahaha…) 😀

  52. @pak Sahid mtr nuwun pencerahannya..sungguh sangat gambalng, kagem poro “rocker” kalau tdk salah di forum simplex asuhan Prof Andyt beberapa tahun silam di blog Wira wiri naik sepeda juga banyak diulas babagan per simplexan secara lengkap, monggo di rawuhi kangge nglengkapi..
    @ms Yonthit apa kabar? nek sonyol mangar mangar semu biru niku sing pripun…hehehe
    @mas Aat di jakarta to, mbok pinarak Karawang mas..
    @ mas Beni..salam tepang..kalau mau cari falter saya ada dan sdh bosen…hehehe..( jualan .com)..
    @mas Wong.. mbok burgers :sepuh seri satunya: di upload mas kangge tambahan wawasan…
    @mas Faj…dos pundi kabaripun..

  53. @p.Rendra…Alhamdulillah,pangestunipun,semua sehat-sehat p.Rend,ngendikane m.Noor,”sehat karena ngonthel”….mangar-mangar semu biru?????..hallo m.Max’s,nyuwun pirsa,seperti apa yaa..?? hehe…

    • wongeres OPOTO

      Membayangkan bagaimana Mas Max’s menjawab pertanyaan ini kok saya jadi ingat lagunya Chicha Koeswoyo waktu kecil dulu: “kalau mau tahu, cium dulu ekorku!” Hahaha… ampuun sedoyo kemawon…

  54. Mbah Nolo Klabang

    @ Nah akhirnya……datang juga….maternuwun njeh pak Sahid atas informasinya..ditunggu info simplexnya lagi……

    @ Bang Yonthit….maternuwun pertemanan kulo dipun tampi….Lah kalau saya ngonthel pasti mangar-mangar semu abang sama kami sebelen, lah piye saiki akeh wong kehilangan akal budi….lebih banyak unjuk taringnya……ketimbang menggunakan akal budinya……

    • wongeres OPOTO

      Walah, Simbah ini lho. Gek apa hubungannya ngonthel dengan kehilangan akal budi? Wong kemarin kawat presnelingnya Mas Tono putus juga malah terus kita AKAL bersama-sama, lalu kita ikat erat rantai tarikannya ben ora bisa BUDI, je.

  55. Rangga Tohjaya - DeFOC

    @Mas Yonthit…..”sehat karena ngonthel”? Weleh ..weleh..weleh…..berarti mas Yonthit sebelum ngonthel jadi orang “sakit” dong nih..sakit.. sakit.. dan sakit ……he he he……mangkaLU (bukan mangkaNYA)….ngonthel terussssss…..jangan bosan jadi orang sehat njih…..kalau saya terus terang terang terus…..kalau habis ngonthel terus “enak makan” lho Mas Yonthit……bukan “makan enak”…..apalagi yg dimakan SOTO…..gratis lagi…………selamat ngonthel biar awet tua seperti saya…ha ha ha ha

  56. Mbah Nolo Klabang

    Hahahaa….mesaakemen pak Tono. Ki Lurah, critane kan niku lho wonten sederek onthelers sing lagi ngudoroso “kok yoo ake wong sing kehilangan akal budine, mung gedheke kekuasaane”.

    Sing dicritake sederek onthelers niku benar-benar ada dan sering kejadian….simbah pernah mengalaminya lho Ki Lurah…….hehehehe….pisss

  57. @sedaya : wah meniko rembugan ”sonyol” to kok kadose seger sonyole kados telo rambat sing ungu ungu nggayong hehe 🙂
    @pak rendra : wah keleresan pak menawi sampun bosen,nggih nek saged reganipun rega bosen hehe..bapak wonten tangerang nopo bekasi? kok kesupen kawulo (nek maos petualang opoters wonten ndalem bapak) salam

  58. Mbah Nolo Klabang

    Salam onthel pak Beni, kalau mau tau biru utawi ungu, ikuti kata pak Wongeres. “Kalau mau tahu, cium dulu ekorku”, hahahaa pisss ya pak Beni…

    • Piss juga mbah nolo klabang salam tepang…emohlah mending nek ra mbiru yo golek tery england ben kepinuk sonyole,wanti wanti meh udan eman eman 😛

  59. Pak rendra yang terhormat, kabar baik-baik saja. tulisan tentang simplex 1924 cukup dekat u simplex luxe pak rendra ataukan mungkin hampir satu angkatan ? .

  60. Perlahan kita juga akan semakin memahami karakter sepeda-sepeda Belanda warisan jaman kolonial. Meskipun bukan produk asli Indonesia, tetapi sepeda-sepeda tersebut sudah menjadi bagian dari sejarah dan budaya Indonesia.

    Kerjasama antara KOSTI dan Klub Oude Fiets Belanda untuk menerbitkan buku serial Oude Fiets dalam bahasa Indonesia akan semakin membuka akses informasi mengenai detil sepeda Belanda dari aspek teknis maupun sejarah.

  61. Pilihan merek sepeda barangkali memang dipengaruhi oleh karakter onthelis bersangkutan. Sebagai misal, kalau Kang Wongeres suka Fongers, itu memang sudah lumrah karena memang Beliau saestu mriyayeni he..he..he..
    Pak Rendra suka Gazelle, itu juga sangat pas karena Beliau pancen tampang Boss he..he..he..

  62. Mbah Nolo Klabang

    Ulasan yang menarik pak Sahid, memang perkembangan sepeda onthel di Indonesia memang banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah (kolonial), terutama Belanda. Orang Belanda memboyong sepeda onthel produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu pun menular pada kaum pribumi berdarah biru. Akhirnya, sepeda onthel jadi alat transportasi yang bergengsi di masanya.

    Seiring perkembangan teknologi transportasi dengan munculnya kendaraan bermesin (mobil dan motor), lambat laun tapi pasti sepeda onthel mulai ditinggalkan. Hanya orang-orang tertentu saja yang masih menyimpan sepeda onthelnya. Mereka menjadikan sepeda onthel sebagai sebuah kenangan masa lalu. Tak heran, bila sepeda onthel nan klasik ini pun makin diburu. Seperti pepetah lama yang mengatakan, tua-tua keladi makin tua semakin menjadi. Di balik kelawasannya sepeda onthel menyimpan sejarah yang mampu membangun nostalgia pemilik atau pewarisnya. Bagi para onthelis dengan memiliki sepeda onthel nan antik ini ikatan emosional masa lalu dapat dibangun kembali. Selain ituuntuk olah raga, onthel jadul ini juga mampu mendongkrak gengsi di antara penggemarnya.

    @ Memang Ki Lurah Wongeres Opoto tampangnya seperti priyayi dengan Fongersnya, bung Max,s seperti aparateur pemerintahan dengan Simplex lasbellanya, sementara Denmas Rendra tampangnya bagaikan bos (juragan) dengan Gazellenya,hehehehee. Lah nek onthele simbah kan mereknya ndak jelas, onderdile campuran, regane murah, berarti tampang simbah seperti tampang wong susah..hehheheheee….

    • wongeres OPOTO

      Mbah Nolo, kan pembuat berita saat ini justru banyak didominasi orang-orang yang nggak jelas? Hehe… tapi akal budi tetep dijunjung tinggi, kan?

  63. Katur Mbah Nolo Klabang
    Justru onthelis dengan tungganggan onthel tidak jelas mereknya itu adalah onthelis bukan sembarangan. Yakni onthelis yang sudah memahami benar functional value dari sebuah sepeda yakni sepeda yang pas di badan dan di hati, bukan sekedar terbius emotional value dari sebuah merek…menawi mekaten kados pundi? setuju?

    • wongeres OPOTO

      Agak ngewuhke juga lho. Ditawari Simplex bilang lebih suka Batavus. Ditawari Batavus, bilang baru ngupokoro Humber, dst. Hahaha… peace man!

      Pak Sahid, kornetten spatbor untuk roda 28 apakah susah didapat? Beberapa kali saya menemui, kornetten juga lazim dipasang di sepeda heeren, termasuk Fongers Holl saya.

      • @ Kang Wongeres
        Kornetten memang lebih populer di Jerman daripada Belanda. Orang Belanda bawaannya praktis dan efisien sehingga lebih suka jasbeschermers yang relatif sederhana pemasangannya. Desain jasbeschermers yang serba tertutup lebih efektif melindungi rok/kaki dan sekaligus menahan cipratan air dari roda.

        Sepeda Belenda dengan kornetten biasanya hanya sampai tahun 1930-an saja, setelah itu lebih banyak mengadopsi jasbeschermers.
        Saya sebetulnya pengin bikin produksi lokal, tapi baru cari pengrajinnya. Karena kornetten tidak butuh teknologi tinggi selain hanya masalah craftmanship saja…

  64. @lha niki mulai gayeng…hehehe..sugeng rawuh mbah Nolo..dos pundi kabare…

  65. Rangga Tohjaya - DeFOC

    Sepeda dan karakter orang sing numpaki.
    Pakde Wongeres, keliatan mriyayeni….dan tampangnya mriyayeni….he he he berarti Pakde Wongeres “bukan priyayi”…….padahal sejatinya Pakde Wongeres itu benar benar “priyayi” lho…..priyayi masa kini….dg standarisasi kategori masa kini, bukan standarisasi masa kolonial….(?)
    Denmas Rendra, tampangnya “tampang Bos”……lha yg ini beliau itu seorang Bos apa nggak ya? Tetapi yg saya tahu beliau ini “berjiwa” Bos lho….saya tahu dari orang yg dekat dg Beliau ….dan ada yg bilang bhw beliau ini benar benar bos……….uangnya buanyaaaaaaaaaaaaaak banget nganti susah olehe ngitung………
    Lha kalau Simbah Nolo : “seperti tampang wong susah”, berarti sebenarnya Simbah Nolo itu “bukan orang susah” lho para sederek sedoyo……hanya pura pura jadi orang susah…..”menawi makaten kados pubdi”……kalau saya sih setujaaaaaaaaa……maksude sangat setuju gitu lho……….

  66. @mb.Nolo…sarujuk dgn apa yang ada pada kondisi faktual saat ini..byk orang kehilangan akal budi (akal),lebih mengedepankan taring (=okol),apalagi mereka-mereka yg pd saat skrg baru diberi amanah,yg mustinya menjaga betul amanah tersebut,malah seringkali dijadikan AMIN-ah (pembenar) dlm setiap perilaku mereka..apa karena mereka sdg menerapkan prinsip-prinsip ,”jer basuki mawa bea”ya mbah…?? ato karena mentalitas..??….adalagi,ada yg ngiwa nengen maunya “kluruk”,sok menunjukkan “ke-JAGOan” mereka,ternyata yg keluar bukan suara yg”kung,lantang”layaknya suara jago,tapi yg keluar suaranya cuma “piyek..piyek..piyek”..alias pitik kuthuk..!!! wonten ugi to mbah..??!!
    Contoh yg aktual ada lho mbah..ada seorang tokoh/pejabat yg msh “priyayi”jg,meng AMINah-i jabatannya,cuma untuk numpak “montor mabur” lho..!!! ndilalah kok ya priyayi Yoja,wah jan,saya ndherek isin je mbah..!!
    @m.Noor…waduh,klo disuruh”..cium dulu ekorku” kagungan m.Max’s…waduhh,tene saleg..!!!..seminggu dereng kantenan kemput..!!..ampun,ampun. m.Max’s…
    @pd.Rangga…leres pakdhe,kula sakderenge “sakit”alias “gerah”..tapi “gerah-uyang” (rakus),alias mendhem onthel…setiap kemlebat,kemliwer onthel,adrenalinnya naik ke ubun-ubun…inginnya “mbledhik”,pengin segera memiliki,takut keduluan alap-alap yg lain..!!!
    kapan tindak Yoja lagi,pakdhe…??
    @p.Sahid..”nasib” masuk kategori dan ngIlmiah mboten njih..?? saestu,ini empirik lho p.Sahid..!! saya,dan byk teman seringkali “nginceng”,tapi mrucut..giliran ngga hujan,ngga ada angin,mak bedunduk ada “didepan” kami.. brgkl ada unsur-unsur diluar nalar kita juga apa ya..??
    @m.Beni…mohon maaf,blm sempat tetepangan..ndherek nepangaken
    @m.Bantoro…sudah rawuh di Yoja,apa blm njih..??

    • @Om yonthit, kasinggihan, sampun wonten nggriyo om, cuma weekend mau menikmati car free day di Solo rumiyen. Salam

  67. Mbah Nolo Klabang

    @ Setuju pak Sahid,……hehehee sampeyan jeli dalam memandang persoalan.

    @ Sama seperti ini yaa Ki Lurah Opotoh, di tanya ngefans ama The Beatles, bilangnya ngefans The Bee Gees, bilang ngefans sama The Bee Gees, nyatanya juga lagi ngoleksi lagu-lagu Koes Plus…dst…hehee pisss

    @ kabarnya baik-baik saja Ki Luk telu, hehehee…..monggo dipun sekecaaken Simplex ala rocker ini…..

    @ Pak De Rangga itu hanya gambaran saja kok, hehehehe. Masih banyak saudara-saudara kita yang hidupnya susah. Susah mendapat pekerjaan, susah mendapat pendidikan, kesehatan, papan, keadilan, kesejahteraan dan sebagainya….

    @ Bang Yonthit itulah gambaran negeri dagelan…heheheheee…sakitnya parah dan kronis kok malah diberi obat gosok…..

  68. @ Pak Yonthit
    Kalau sepeda onthel, karena sudah masuk barang antik yang langka dengan keanekaragaman kondisi, maka statusnya memang “nasib”…mirip jodoh dan rejeki saja…he..he..he..

    Kuncinya sederhana, Bapak konsentrasi saja fokus pada sepeda yang diinginkan any time dan any where, biasanya Tuhan Maha Pemurah dan Penyayang akan menjawab harapan Bapak tersebut. Jalan rejeki sepeda mungkin bisa juga melalui dewa-dewa onthel seperti kang Wongeres atau Boss Rendra..he..he..he..saking akehe koleksine nganti dititip-titipke…sayang Gubuk Golo kok tidak masuk hitungan untuk tempat titipan berikutnya…he..he..he..

  69. @ hwadhuh malah ujug2 ketiban sampur ki awakku.. pak Dhe Rangga..amiin.mawon…sya bukan boss tapi suka Bosch… lha wong sepeda mung sak klutik kok kata den mas Sahid okeh…hehehe.. sy blm sak kuku ireng kaliyan njeng sinuwun Nggolo yg koleksinya benar2 sepeda.. malah saya yg lagi ngarep2 lungsuran saking Nggolo ..
    @ mas Yonthit…mbah Nolo leres sanget pangandikan penjenengan..wis jan piyantun yg sederhana namung landhep panggraitanipun… beruntung bs jd sahabat poro winasis ..
    @ mas Wong.. poro piyayi putri jawi jaman rumiyin ngih sampun umum ngagem kornetten lho, biasanipun dipasang wonten gelungipun supados ketingal rapi tur miyayeni.. menopo meniko nggih terinspirasi saking cornetten sepeda jaman rumiyin njih…hehehe..

  70. Para Kadhang ingkang kinurmatan…
    Pada tahun 1937, fortfolio sepeda Cycloide ternyata menjadi semakin complicated. Ada 5 varian yang direlease pada tahun tersebut yakni Cycloide Elite, Cyloide Holland, Cycloide Standaard, Cyloide Radium, dan Cycloide Kruisframe. Saya akan tulis artikelnya segera. Nuwun.

    • wongeres OPOTO

      Baik, Pak Sahid. Varian Simplex memang tidak kalah rumit dibanding Fongers. Wah, kalau saja para winasis kersa paring wawasan masing-masing. Mas Suga dan Pak Yudi Marcopolo berbagi tentang Fongers dan Burgers, misalnya. Kita akan cepet pinter semua. hehe…

  71. Wah Mas Bantoro sudah kembali ke Yogya lagi.
    Ayo ikut KEJAR (Kelompok Belajar) atau pasinauan babagan sepeda lagi

    • @Mas Bagus, saya pilih ikut Pesona saja alias Persatuan Onthelis Anyaran, hehe.

    • wongeres OPOTO

      Mas Bagus, kemarin Mas Totok nagih ke Nggeneng, lho. Kapan ya ke sana?
      Mas Bantoro, ngomong-ngomong sudah berapa tahun ya kita jadi onthelis anyaran? Hahaha… Sadel putungnya apa sudah diganti Mas? Mumpung belum Minggu lagi 🙂

      • Pak Noer, sadel masih blm diupokoro lagi, la milang miling kok bengkele semua angkat tangan kalau disuruh narik kalep sadel.

      • wongeres OPOTO

        Sadel bawa ke Potorono saja Mas. Banyak bengkel pothok yang sanggup narik kulit sadel 🙂

      • sambil nodong pistol nopo mas? kok do angkat tangan kabeh

  72. Rangga Tohjaya - DeFOC

    @Mas Bantoro…..akan lebih pas kalau jadi ketua umum PSKM (Persatuan Sepakbola Kalah Melulu) alias PSSI….ha ha ha…. daripada Pesona……. Persatuan Onthelis Asal asalan…….hualah yg penting kan iso nggoes bareng konco konco….iso guyon bareng bareng…..mosok mau ngguyu dewe…..?
    Wis lah pokoke …awan ngonthel, bengi ngonthel…….selamat jadi anggota OPOTO kelas jauhhhhhhhhhhhhh…..

  73. panas ngonthel, udan yo ngonthel!!! (kayak kemarin, sadele ditutupi tas kresek)

    • wongeres OPOTO

      Ngonthel cuma kalau lagi stress. Stressnya kapan? Ya kalau nggak ngonthel. Tobaaat, hujan-hujan kemarin saya sampai masuk Potorono tetap sendirian, nggak tahu yang lain ada di depan atau belakang. Jaaan… ra tertib tenaaan!

      Tapi berkat ngonthel, badan yang Sabtu kemarin pegal-pegal jadi hilang semua, berganti njarem! Hahaha…

      Ternyata saya naksir Humber FA juga cuma kalau pas nggak hujan saja. Soalnya kalau hujan kompolan Brooks-nya dipretheli masuk kresek, alesannya biar nggak jadi krecek! Halah…

  74. Haha..berarti brooks-e tambah ombo alias jebebreh ya mas Aat? Tur no seri kudu dikerok, ganti ukuran.

  75. Nek wis dadi krecek iso digawa neng Gudheg Bu Slamet Kali Mambu?????

  76. jadi pingin malu… padahal kompolan rego swidak ewu.. (sing penting rhyming)

  77. Wah lucu juga ya,berarti kalau masuk gudheg sing mangan kaget kreceke kok ono jenenge,ono no serine hehe…salam kagem sedaya

    • wongeres OPOTO

      Kalau krecek Bogem bisa-bisa ada nomor antreannya ya? Haha…

      • englandmania defoc

        sugeng ndalu mas wong,kangmas rendra,mas bantoro ,pakdhe rangga lan ugi kadang sanes.Nyuwun sewu sampun dangu kawulo angslup,mboten pinarak dateng angkringan.Bab ‘krecek bogem’,saya merasa tersanjung,sesama alumni bogem di era 70an,di jakarta ada juga cabangnya mas,putrane yang handle.Salam tepang katur mas beni.
        Kapan tindak ke jkt mas wong,nyare di gubug saya,ke pakdhe rangga mung saknyukan,skr Kosti ngadain pameran di erasmus huis (kedutaan belanda).
        Nyuwun sewu kopinya tinggal sak-sruputan,nyuwun pamit rumiyin

  78. @tur nek krecek kompolan mestinya yo bedo rasane..gudeg kalimambu pasti akan bener2 mambu kompol..eh ompol..hehehe

  79. @mas Bantoro, apa kbr.. Pesona kok mben minggu kondur yk hanya utk ngontel…hopo tumon…. from beginer to keblinger..hehehe.. selamat tersesat kejalan yg benar mas…

  80. Rangga Tohjaya

    @Denmas Rendra…….. jare pingin punya vila di Jogya buat “saresehan” di hari tua, sinambi nungguin putrane sinau……..ndang tuh ada rumah kosong didepan “base camp” OPOTO…mbokyoo dipundut (dituker pake uang) …..bisa buat “rencana masa depan” atau buat gudang penyimpanan onthel yg sudah mulai penuh di Dalem Kalitan Kerawang…..
    Salam buat ibu……jangan bosen utk ngonthel…….

    • wongeres OPOTO

      Pak Dhe Rangga, kan Pak Rendra sudah punya di Jalan Kaliurang, tapi kapan itu ditukar onthel sakjoglo lebih. Hehe…

      Kalau saya sudah sempat beli “rumah kecil-kecilan” buat tabungan anak saya. Sekarang malah diisi koin semua dan sudah hampir penuh. Mau buat beli ikan maskoki, katanya. 😀

  81. @mas Rangga…bagaimana kalau kita pindah bareng ke Potorono yuuk….jgn2 malah mas Noer yg kemudian pindah Jakarta..priben hayoo.. oya salam sdh disampaikan. salam kembali dann mtr nuwun..
    @ mas Noer, ananda jgn diajari piara ikan lho..tapi piara onthel aja , shg warisan Potorono tdk pindah ke lain “trah”..hehehe

  82. hmmm, gayeng tenan obrolan angkringan potorono, senang ikut nyimak walaupun belum bisa nimbrung lebih dalam…monggo dipun lanjut…salam tepang kagem sedoyo onthel-er baik yang ngerock maupun yang suka kroncong-an

  83. @Sugeng rawuh dab Patub…
    @m.Noor,dab Patub ini jembar bab pangertosan onthel lho,karena didukung dgn pengalaman beliau sering wira-wiri berburu onthel dan asesorisnya kemanca negara…saya yakin,akan banyak ngelmu yg bisa dibagi untuk angkringers..beliau juga pemerhati dan penggiat lingkungan….

  84. wongeres OPOTO

    Salam tepang ugi, Dab Patub. Campursari kadang juga asik, kalau tepat suasananya. Hehe… Mangga silahkan atur pangandikan agar blog angkringan ini semakin memberikan manfaat bersama.

  85. @salam kagem den mas Patub.. sugeng ngangkring, monggo dipun “share” ngelmunipun, kawulo nyadong kawruhipun. nuwun

  86. Rangga Tohjaya - DeFOC

    Wah angkringan makin asyik tenan nih…..mampir ngombe sebentar ah….tak nyruput wedang jahene njih Pakdhe….nuwun…sumonggo dipun lanjutken………..ngudar kawruh ….sinambi silaturahim ….onthel memang migunani kagem sedoyo njih Mas Towil………

  87. maturnuwun…maturnuwun kagem sedherek angkringan nasgitel, sumonggo kaliyan pun sruput teh gulo batunipun.
    @mas Nur, Pak Rendra ngatos-ngatos menawi nampi pangandikan saking m Yonthit, piyayinipun sanget waskito, dados sak samubarang pangandikan saking m Yonthit ngemu bab-bab sanepan ingkang jero sanget. Menawi pun ibarat-aken kompor, m Yonthit meniko kompor ‘hitachi’ si api biru……menawi leno sekedhik mak buuullll saged gosong….

    Lha nggih, nuwun sewu kados ingkang sampun dumados dumateng m Nur kaliyan P Rendra wonten nginggil puniko. Kulo meniko namung tiyang ingkang remen ngonthel, namung sanes ahli peronthelan. Menawi wonten bab ingkang mboten pono bab per-onthelan, kulo nggih ‘meguru’ lan nyantrik dumateng kangmas Yonthit…..lha pangertosan kulo nggih dereng sak kuku ireng piyambak-ipun. Wah jan meniko saking pinteripun mas Yonthit bikin skenario….
    Nanging sinaoso kulo namung pendemen lan sanes ahli onthel rak nggih pun paring-aken sesarengan nyruput teh wonten angkringan mriki nggih mas…???? Nuwun, lan sugeng malem minggon kagem poro onthel-er sedoyo….

  88. Sugeng ndalu sedoyo sederek ingkang kulo hormati………..
    bade derek tanglet : menopo wonten nggih simplex cycloid kross (palang gapit), sleboripu kados speda Burgers (menawi burgers slebor bagian tengah dekok kados kalenan), lha meniko mboten dekok namung walikan nipun/me-cungul. Nyuwun tulung nggih sederek……matur suwun.

  89. kalo memakai bearing jenis roll apa mungkin onthel biasa bisa senyaman Cycloid ?

  90. Unang-uning -unong…….krining, ting nong!

  91. Rangga Tohjaya - DeFOC

    Kring..kring..kring..kring……………gubrakkkkkkkkk…onthelku lagi rusak…..
    berarti masih ada tanda tanda kehidupan…..masih bisa nonton kerabat onthel ngerumpi tentang “klangenannya”….. masih boleh khan ya Pakdhe Wongeres ???…………Klembak menyan …ayoooooo onthel kita di goes terus……

  92. Mbah Nolo Klabang

    Kembang gula ditempel neng triplek
    Ono ondo dienggo ancik-ancik methik woh dodong
    Bang suga takon bab onthel simplex
    Monggo, kerabat onthel sing ngertos dijawab dong….

    Tambak ikan ada dipinggir pantai
    Ikan asin enaknya digoreng kering
    Si klembak menyan lagi ngonthel nyantai
    Sambil bunyikan belnya… kring, kring, kring

  93. Rangga Tohjaya - DeFOC

    Kota Bandung alias Kota Kembang
    Beli peuyem dimasukkan dalam blek
    Buat mbah Nolo Klabang
    Panjenengan juga pasti tau tentang Simplex

    Olahraga onthel namanya nyepeda
    Buah kedondong dimakan buaya
    Iya tuh pak Suga sedang bertanya
    Ayo dong para “winasis” lainnya berikanlah wawasannya

    ……..maksudnya biar saya juga jadi tahu lebih banyak….makaten lho …..

  94. Mbah Nolo Klabang

    Empek-empek makanan khas dari palembang
    Minum jamu pahit bikin orang sehat badanya
    Soal onthel simplex ahlinya bukan si nolo klabang
    Pak doktor sahid itulah pakarnya…

    Naik traktor membawa onthel ke temanggung
    Mata menerawang melihat gadis lenggak-lenggok jalannya
    Siapa kolektor onthel paling ulung..
    Denmas karawang itu orangnya…

  95. @ manuk ciblek mandi di telaga… masalah simplex mas Suga sendiri yg tau jawabnya.. mnggo mas Suga fenomena slebor simplex aneh temuannya segera di wedhar… syukur2 bs di share fotonya..pasti ajiiiib..
    @ menyang solo tuku ali ali..mbah nolo nganggo ali ali…wakakakak
    @ pohon mangga bercabang tiga.. mas rangga…oh..mas rangga…hehehehe

  96. mlaku mlaku nduk pasar minggu
    kate golek woh rambutan
    wes sak wetoro awakku nunggu
    golek pepadang tak nggo rambatan

    banyu sumur seger rasane
    diombe ngganggo ciduk siwur
    awakku uwis oleh jawabane
    matur suwun poro sedulur

  97. Rangga Tohjaya - DeFOC

    if I miss you…..I call you yah……..he he he …iklan Sempurnaaaaaa
    naik getek makan kedondong…netek dong……iklan lagi….iklan ASI…..tombo ngantuuuuuuuuk

  98. Mbah Nolo Klabang

    Weeiiis pantun jenakanya bapak-bapak memang top markotop. Tapi kemana tuh pak Lurah Opotonya. Mantun lagi aahhh :

    Pitik cilik mati ngenes dipangan garangan
    Tales iku enake digoreng keringan
    Ki wongeres dimana dikau gerangan
    Opo wis males nunggu angkringan

  99. klewas klewes ning karung isine ulo
    sirahe mecungul koyoke medeni
    ki wongeres gek ndang metuo
    wis akeh sing podo ngenteni

  100. Rangga Tohjaya - DeFOC

    Percayalah wahai saudara saudaraku….Ki Ageng Wongeres masih belum pudar dari topo brotonya……..esok hari mesti akan mak beduduk ujug ujug nongol ada diantara kita….benar…beliau telah membisiki diriku kemarin….beliau akan membuat kejutan……..tentunya masih tentang “cerita onthel” …..tunggu saja ya …..sinambi kita nyicipi jajanan yg ada di angkringan ini……nuwun……

  101. wongeres OPOTO

    Duh…duh… mohon beribu ampuun…
    Ini bakule angkringan jan ora tertib tenan. .. 🙂

    gadis cantik manjat rambutan
    bikin hati jadi deg-degan
    maksud hati bikin kejutan
    mengungkap misteri mendem degan

    pohon rambutan banyak semutnya
    bikin si gadis gatal semua
    tapi kejutan kapan munculnya
    sampai pada habis kesabarannya

    Hahaha… Tariiik…!

    • si gadis makan rambutan
      sampai terlena katutan semut
      kalau mau bikin kejutan
      jangan sampai bikin kepala cenat cenut

      rasa semut rasa pengar
      koyo joko lelur ngombe limun
      maksud hati ingin mendengar
      tiwas ditunggu sampai ngalamun

      pingin ngonthel dino minggu
      soko potorono bareng kancane
      wis akeh sing podo nunggu
      bakule angkring Gus Wong arane

  102. wongeres OPOTO

    Teman semua, belum begitu lama saya ketitipan Burgers seri-1. Waktu ngambilnya, saya kendarai sepeda tua itu membelah kota. Nah, persis di depan toko sepeda “Tepat” di jalan Brigjend Katamso, Pak Jhonny “Indian”, salah satu ikon Podjok, ngonthel dari arah berseberangan dan melambaikan tangan. Saya tidak mengira, itulah lambaian tangan terakhir Pak Jhonny. Beliau berpulang Senin malam lalu. Selamat jalan, Pak Jhonny…

    @Mas Suga, saya nunggu prolog pancingannya akan segera diikuti dengan pencerahan dari Panjenengan lho. Lha kok masih pelit paring pangandikan? Hehe… Kalau tidak salah, model Simplex seperti yang Mas Suga maksudkan, pernah ada di salah satu koleksinya Pak Dr Sahid Nugroho. Nah, alangkah lebih afdol jika Panjenengan berdua yang memberikan pencerahan untuk kami semua. Sumonggo…

    @Pak Rendra, semoga sudah cukup istirahatnya. Long weekend akan semakin memulihkan kondisi Panjenengan seperti semula.

    @Mbah Nolo, kok sajak gayeng, apa baru nambah koleksinya? Kriling ting nong! 🙂

    @Pak Dhe Heri, sehat nggih? Tunggu tanggal mainnya. Lakone? Mendem degan! Hehe…

    • englandmania defoc 0905

      sugeng enjing mas wong,lamo indak basuo mas.Lamandak nengok angkringannya mas wong,seperti ada nuansa baru ‘berbalas pantun’,he3 boleh juga. Jakarta rada sepian ditinggal sebagian warganya.

      numpak fongers nang tengah ratan,
      pakdhe wongeres kapan pepanggihan
      (we lha terkena imbasnya)

      salam mas

  103. @ Gus Wong,
    Weladalah…….lha kulo niku jan mboten dong babar blas je bab speda model “nge-rock” meniko. Sagete namung ngetutke rencang-rencang ingkang nembe tinembangan “pangkur jenggleng pathet enem” lan “megatruh” —> (….ayake bibar wangsul sangking logo peperangan).
    @ Pak Sahid…..dos pundi meniko??? (jadi inget lagu ndangduik…..kau yg memulai, kau yg mengakhiri……).

    • wongeres OPOTO

      Sungguh bijaksana, Mas Suga. Ngetutke rencang-rencang? Tutwuri handayani. Gudras-gadres dilakoni, amrih rinanggeh sadayaning ngelmu ngerock. Hehe…

  104. @ botol limun diombe joko lelur.
    dicampur nganggo arak mbekonang,
    matur nuwun doane mas Noer,
    pangestunipun kulo sampun radi abang…

    menyang palagan nganggo sepatu
    kisah “mabuk degan” pancen ditungguu…

    piss mas Wong..hehehe

    @ numpak onta neng pasa johar,
    monggo mas suga ndang diwedhar..
    nomer wahid pancen ayu,
    koyone pak Sahid nunggu dirayu…

  105. pada jago bikin pantun ya…
    saya cuma inget jaman UMPTN dulu, bikin pantun sama temen2 waktu belajar kelompok.

    Bunga Mawar Bunga Melati.
    Kalau belajar jangan mengantuk.

    sudah….

  106. @ Para Kadhang ingkang minulya

    Nyuwun pangapunten dangu mboten sowan angkringan mriki amargi nembe kathah pedamelan minangka buruh serabutan.
    Prekawis spatbord Simplex ingkang dipun tangletaken dening Bro Suga, sajatosipun kula ugi gadhah Simplex Kruisframe ngagem spatbord mekaten. Kula nembe nyobi pados referensi ingkang mratelaken babagan menika. Mbok menawi mangke sasi Juli nalika para pinisepuh Oude Fiets Walandi pinarak Jogja, badhe kula tangletaken.
    Nyuwun pangapunten dereng saged matur sanesipun…

  107. @ P’ Sahid
    matur suwun ingkang mboten umpami dumateng panjenengan amargi sampun kerso maringi pirso bab meniko. Sepisan malih kulo bade tanglet, menopo supitan wingking (3 pipo : pipo ngandap sangking braket, pipo tengah sangking gapitan, pipo nginggil sangking sadel) sedoyo cor-coran (mboten wonten ingkang bautan)? ….. di jebluke’ sisan le nandang kasmaran.
    @ matur suwun sedoyo sederek opoter’s

  108. @ Bro Suga
    Kula cobi check 4 (sekawan) pit Simplex KF koleksinipun rencang-rencang sak-Jawi, ketawis menawi pipa braket kaliyan pipa gapitan dados setunggal cor-coran. Menawi pipa saking sadel nyambungipun mawi baut. Menawi nderek pangandikanipun Prof. Andyt, Simplex KF ngagem supitan model cor tiga-tiganipun menika Simplex KF ingkang paling sepuh. Menawi wonten katalog 1924, Simplex KF dereng lahir. Mekaten, mugi-mugi migunani…

    (Karena komentar Dr Sahid ini penting, biarlah bakul angkringan mencoba menterjemahkannya):

    Saya coba check 4 sepeda koleksi sahabat onthelis se Jawa, terlihat bahwa antara pipa braket dan pipa gapitnya dicor jadi satu, sedangkan pipa dari sadel tersambungnya dengan baut. Menurut prof Andyt, Simplex Kruisframe dengan model supitan yang dicor ketiga-tiganya itu varian paling tua. Di katalog 1924, Simplex KF belum lahir. Demikian, semoga berguna….

  109. @nderek matur,kulo njih ngopeni simplex KF panci pipa braket pinanggih pipa gapit wonten ngandap wujudipun cor coran pipih, pipa ingkang saking sadel mawi baut ngandap nginggil, namung spadbor kok kados simplex biasa, mboten jendhol tengah kados saptbor burgers kewalik.. mbok menawi benten spatbor meniko minongko pratondho warso klairanipun..nyumanggaaken poro winasis..salam.

    (Masih terjemahan bakul angkringan. Hehe…):

    Ikut komentar, saya juga merawat Simplex KF, memang pertemuan pipa braket dengan pipa gapitnya yang di bawah itu ujudnya cor-coran pipih, sedangkan pipa dari sadel baik bagian bawah maupun atas menggunakan baut. Hanya saja spatbornya seperti Simplex umumnya, bukan njendol tengah seperti kebalikannya spatbor Burgers… mungkinkah perbedaan spatbor ini menandakan tahun produksinya? Entah bagaimana kata para pakar… salam.

  110. @ P’ Sahid, Gus Rendra, Gus Wong.
    Matur suwun informasinya mengenai SKF. Sebagai tambahan SKF yg ada di sini kalau melihat frame number-nya adlh langsiran th 35 (17xxxx), apa saya keliru memasang slebornya ya? karena kebetulan jg ada cycloide heren60 (slebornya melengkung biasa/tdk seperti simplex umumnya, lebih mirip slebor Inggrisan hanya lbh lebar)….maklum hanya berdasar “ilmu gathuk” melihat kondisi cat slebor dng cat di pelek & frame saja.
    (inget lagunya Ebiet G. AD,………..ternyata mengagungkan cinta, harus ditebus dengan duka lara……). Matur suwun sederek.

    • wongeres OPOTO

      Mas Suga, Pak Sahid, dan semua sahabat, mbok sekarang biar saya yang gantian bertanya: apakah hanya karena menggunakan rem tromol maka Simplex Cycloide (sebagaimana di upload di halaman ini) seharusnya juga menggunakan velg warna hitam? Dalam hal ini, referensi kita bisa mengacu setidaknya pada dua hal: faktor selera (biar matching hitam-hitam) dan orisinalitas (penampilan Cyclo tromol saat dipajang di etalase). Mohon pencerahan.

      • @ Gus Wong,
        Sepengetahuan saya, untuk velg memang merupakan suatu pilihan si pembeli. Apakah mau memakai yg dicat hitam atau krom, hanya saja kalau memilih yg krom justru ada biaya tambahan yg harus dikeluarkan si pembeli. Hal lain yg terjadi adalah masalah pilihan di stang, bisa menggunakan cat hitam, krom atau dibungkus celluloid (tentunya ada biaya tambahan jika si pembeli mau memakai stang celluloid). Demikian juga utk speda Fongers & Burgers….(inget lagunya Broery…..semua terserah padamu…). Nyuwun pangapunten mbok bilih kulo klentu. Suwun.

  111. Rangga Tohjaya - DeFOC

    Alhamdulillah…saya mendapatkan pengetahuan yang baru tentang Onthel…..tetapi Simplex KFnya masih dalam impian…he he he he….

  112. @ wah mas Suga kawit wau senenge nyanyi terus,sajake nembe wonten open epenan taeyeng anyaran njih.. nek wonten mainan anyar cocoke lagune sinten njih…hehehe.. leres pangandikan penjenengan menawi sepeda sampun mlebet hindia belanda jaman semanten panci sedoyo pakem saking pabrikan saged owah nuruti selera/kareman ingkang bade tumbas utawi bade ngagem, lah bab meniko ingkang ndadosaken sanget angel kangge merumuskan pengertosan ‘ PIT ORISINIL”..

    • @ Gus Rendra,
      he..he…”aku duwe pitik cilik, wulune blirik….”
      Oh mboten mekaten Gus, alternatif pilihan memang sudah disediakan/provided dari pabrikan, sehingga si pembeli yg memilih sendiri (hanya terbatas terhadap opsi pilihan misal : velg dalam konteks diatas, mau yg cat hitam lis kuning emas atau krom). Jadi setiap periode tertentu dan atau model tertentu, biasanya pabrikan mengeluarkan gambar model berikut spek & daftar harganya (jadi ya tetap sama2 Pit Orisinil jika Gus Wong mempunyai 2 speda cycloide dengan tahun/periode yg sama walau mungkin velg-nya yg satu krom & yg lainnya di-cat hitam lis emas, asal di periode tersebut memang disediakan opsi pilihan). Nyuwun pangapunten Gus menawi klentu………

  113. Katur Para Kadhang ingkang minulya…
    Mendefinisikan sepeda orisinil memang tidak mudah. Onthelis Indonesia menggunakan ukuran-ukuran yang komprehensif, semuanya harus bermerek yang sama mulai dari sepeda sampai dengan ban. Padahal kalau dari referensi, seperti misal Pabrikan Gazelle, ada berbagai aksesori sepeda mulai dari handvaten, bel, sadel, kunci, lampu, dinamo dan setopan yang disediakan secara optional. Seperti misalnya lampu dinamo resmi untuk Gazelle seri 11 yang otentik dan sesuai sejarah, justru adalah Elga, Lucifer, TMI Elvea, Scmitt, Arko, Philips, Lucia dan Bosch. Jadi bukan merek Gazelle.

    Seingat saya, orang Belanda mendefinisikan orisinalitas dari frame, spatbord, setang, crankstel, ketting kast, dan roda-roda. Sedangkan sisanya lampu, bel, sadel, setopan, pedal dan ban dianggap opsional saja sesuai ekspresi karakter si owner sepeda masing-masing.

    • @ P’ Sahid..
      Betul sekali apa yg bapak utarakan diatas.
      Mohon maaf jika saya keliru,…………mungkin pendekatan yg lebih dekat adalah dengan melihat guidance/handbook/catalog baik dalam bentuk flyers, pamflet atau lainnya yg dikeluarkan oleh pabrikan dalam periode/masa tertentu, dari situ akan sangat jelas sekali spek sepeda tersebut baik yg pakem atau optional………..saya yakin P’ Sahid pasti punya guidance book-nya. suwun.

  114. Matur nuwun Bro Suga. Saya hanya othak-athik mathuk lho, mungkin banyak yang salah atau ngawur he..he..he..

    Kadang-kadang menyesal, ada aksesori yang terlanjur dilepas padahal setelah dicheck di prijscourant resmi ternyata tergolong aksesori resmi he..he..he..

  115. @ P’ Sahid…
    Bisa saja Bapak satu ini……..check list-nya saja sampai beberapa kali he..he..
    Jangan pernah menyesal Pak, utk urusan hobby……….ndak marahi mutung. Apakah karena burgers jg memakai Netco? Atau Fongers memakai stopan Phillips, TeGeLen atau unigro, dinamo/lampu memakai Pioneer atau Amazon, bel memakai polos atau Unigro & hanvat memakai Dover, Wode atau Wolf?
    Jangan mengait batang tenggelam, jangan mengungkit masa silam…he..he….

  116. @ Bro Suga & Para Kadhang Ingkang Minulya…
    Saya menemukan lampu Fongers hitam (orisinil dan otentik) dimana bentuk sama tapi catnya hitam. Menurut si owner, lampu hitam adalah versi “weer en wind” untuk segala cuaca. Lampu tersebut biasanya dipasang pada sepeda Fongers tipe “Dienst” yang didesain untuk kerja (sepeda polisi, sepeda pabrik, sepeda stasiun, dll).

  117. @ P’ Sahid………
    Luar biasa Pak………..apakah kaca depan jg ada penutup (plat) biasanya merek koets, hanya ada celah bentuk kotak kecil (1 cm x 3 cm) –> model lampu black out? Jadi cahaya lampu hanya terlihat di celah tersebut, wah itu pasangannya dinamo FG botol (bagian bawah krom cat hitam, leher bahan diral–> dark grey, sabuk warna merah/ bukan orange), betul Pak..itu untuk sepeda FG model DR (dienstrijwiel) langsiran th 37……….koleksi yg mantap…maaf kalau saya keliru.

  118. @ Bro Suga

    Kaca depan polos seperti biasa, jadi tanpa penutup yang populer saat PD II guna menghindari serangan pesawat tempur.

    Kalau fatwa dari Bro Suga atau Prof. Andyt tidak mungkin keliru karena memang ahli Fongers dengan kualifikasi A. Dunia sepeda onthel yang gandrung dengan Fongers, memang membutuhkan pengamat sekaliber Beliau berdua sehingga semakin banyak artefak Fongers langka-langka yang bisa diselamatkan.

    Minggu kemarin teman Jogja dapat Fongers BB Tahun 1921 dari Madiun, utuh dan lengkap dengan sistem rem kawat U yang masih orisinil. Jadi penasaran pengin lihat setelah selesai direstorasi nanti.

  119. wongeres OPOTO

    Kita catat! Testimoni dua pakar ini akan sangat berguna. Setelah artefak langka terselamatkan dan menemukan konteksnya, segera dilansir KW-1 dan KW-2. Membangun Fongers BB sekarang lebih mudah lho. Karena mulai dari stang, berikut klem/kom hingga sistem remnya sudah ada yang bikin dengan bentuk sangat mirip. Ya, kalau ada beberapa kekurangan pada detail biarkan saja. Takutnya kalau sudah sempurna malah kita akan kesulitan membedakannya. Hehe…

    Pak Sahid dan Mas Suga, sepertinya eforia dan kegilaan pada Fongers (dan juga pada merek lain) memang cenderung membuat orang lebay. Tuntutan orisinalitas harus dijawab dengan bukti nyata tertulisnya merek tsb pada sekujur aksesorisnya. Kita jadi lebih Fongers mania daripada Fongersnya sendiri. Bukankah sparepart dengan tambahan nama merek sepeda akan lebih diminati daripada yang hanya menerakan merek pabrikan sparepart tsb?

  120. Masih banyak ya yang komen, mantap Gan! sy cari kuliner jogja ga ketemu ya? keyword nama boss keluarnya opoto dan leo kristi…… BTW opoters lama lg ga pada aktif komen ?

  121. wongeres OPOTO

    Kuliner apaan Boss? Soto mau? Hehe… Tau tuh, Opoters gaek tiba-tiba jadi pada gaptek 😀 Bukan cuma yang punya Fongers PFG, tapi juga yang punya Simplex sejodho dan yang punya Kroons. Termasuk yang punya Valuas cuma ngintip melulu… 🙂

  122. @ P’ Sahid….
    – kulo namung mek…nggathuk’kan saja…ingkang gandes pantes meniko nggih panjenengan, mas andyt lan mas yudhi (….piye yud kabare kok ora tau ketok?)
    – nak nggih sampun wonten to dinamo nipun? menawi lampu nipun sampun bosen mbok diuncal-aken mriki ben jangkep….he..he…
    @ Gus Wong……..
    – Betul sekali, semua bisa di rekodoyo (…meh, jan memper), mungkin hanya setutan rem yg tdk bisa sama, baik rem model botol atau congkok/U —> kalau mengunci (yg ori ke kiri, yg tdk ori ke kanan) & kebalikan-nya –> yg mana ya…he..he…
    – Lha niku Gus…..jare tiyang mriki “wah jan speda ne tembus kabeh” artine sedoyo uborampe sak merek. Jadi inget lakon wayang….Kresno Kembar, lha opo tumon Kresno (sing dadi uwake) malah nyembah Gatotkoco? he..he..

  123. Secara alami sebetulnya hobby sepeda onthel sungguh luarbiasa, karena secara alami sudah berhasil membentuk konteks industri tersendiri. Mulai dari industri bengkel sepeda, restorasi-modifikasi sepeda, produksi replika ondedil, aksesori, merchandising, klitihikan, jual beli komponen dan sepeda. Dari aspek sosial budaya juga dahsyat, karena mampu membangun kekerabatan dan solidaritas nasional. Kalau dari aspek lingkungan hidup, sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Jadi memang tidak salah bilamana semakin banyak orang mencintai sepeda onthel karena benar-benar memenuhi kriteria 3 P: PROFIT, PEOPLE, & PLANET.

  124. Ada juga kritik sosial terhadap perilaku onthelis yang cenderung mengagung-agungkan orisinalitas atau tingkat kelangkaan sepeda sebagai simbol prestise dalam komunitas. Sementara itu, ada sebagian pihak yang menilai secara berbeda, bahwa memburu orisinalitas adalah bagian dari enjoyment dari sebuah hobby, jadi dianggap sah dan wajar, sepanjang tidak merugikan siapapun. Mekaten, kados pundi?

  125. Setujes Pak, ………..jadi inget lagu-nya spice girls…
    Do you still remember, how we used to be
    Feeling together, believe in whatever
    My bike (…love) has said to me
    Both of us were dreamers, true (…young) love in the sun
    Felt like my savior, my spirit i gave ya
    We’d only just begun
    #Hasta manana, Always be mine
    Viva forever, I’ll be waiting
    Everlasting, like the sun
    Live forever, for the moment
    Ever searching, for the one ….. (pride)
    Feelings untold, they will never be sold
    And the secret’s safe with me….(heritage)

  126. masih menjadi pembaca yg manis.

  127. @ sungguh sebuah “sharing” peronthelan yg sangat bermutu dr dua pakar lama nih, sampai sampai angkringers lama podo terpaku sideku mencoba menyerap testimoni beliau berdua……hasta manana…. wah jan nice song..gus Suga ternyata meski penampilan rodo sangar sangar piye tp selera nge blues juga nih… jgn2 ada pengaruh proses metamorphosa dari penggila Moge yg super macho ke onthel yg lebih ” lembut” ya..hehehe.. mskipun menurut Gus Sahid khusus Simplex juga identik dengan “we will rck you” nya Queen… monggo di lanjut .. salam

  128. Rangga Tohjaya - DeFOC

    @Denmas Rendra………Dua gajah sedang bergumul ( ngawedar kawruh ), pelanduk mati ditengahnya……he he he he….tetapi saya bukan pelanduknya lho den…kalau saya hanya sekedar dari kelas nol kecil naik ke kelas nol besar
    ……mug0 mugo ndang cepet naik ke tingkat SD ( Sarjana Dasar ) ……nuwun………pelanduknya tambah kamitotolen ndepipis nang pinggir arena “pibu”nya sang Tayhap Khunchu ( Pendekar Budiman)….begitu Kho Ping Ho bercerita………………miracle of onthelllllllllll………….

  129. @ Katur Rama Rendra & Rama Rangga
    Saestu mboten mekaten he..he..he..saya itu masih belajar dari Begawan-Begawan sepeda yang riil seperti Pak Ngatijo (Muti Merek), Pak Margono (Gazelle), Prof. Andyt (Simplex-Fongers), Pak Yudhi Kasim (Multi Merek), dan terakhir guru baru kita Bro Suga (Fongers-Burgers). Jadi kita sama-sama jadi pelanduk he..he..he..

  130. koyo angslupe srengenge pendak sore
    katon tembogo werno langite
    ampun kados mekaten gunemane
    kadhang sanes ugi jero ilmune

    cemlorote lampu wonten ratan
    lengo potro kuwi bahane
    kulo mboten badhe kawratan
    ngirim buku burgers kopiane

  131. wongeres OPOTO

    Wah, ‘mongkog’ hati saya bisa berteman dengan para winasis. Tumbuh niatan di hati paling dalam agar suatu saat saya juga bisa memberikan sesuatu sekecil apa pun sekedar sebagai ungkapan syukur dan terima kasih karena beliau-beliau ini telah bermurah hati mengembangkan wawasan kita semua. Ayo, sesama pelanduk, bangkitlah! Hehe…

    • @ Gus Wong….
      mboten sepinteno meniko menawi dipun bandingaken kalih “bungah” raos manah kulo jalaran saget tetepangan kalih panjenengan sami sederek “opoter’s”. Oh nggih Gus Wong…..alamatipun nggih…(insya Alloh sabtu kulo kintun), sak meniko nembe wonten sebrang segoro.

      @ Gus Rendra….
      Kok kadosipun mekaten…lha angkringan nipun nggih wonten menu “kopi sak pitcher je”..he..he… dados eling lagu nipun Jimi Hendrix (….Spanish castle magic) ….kepengen wangsul…he..he…

  132. Wah…kok tasih sepi to Gus Wong angkringane…..mugi tansah wilujeng sedoyo….nopo sami nenggo “menu” engkang enggal? tak rengeng rengeng mbok menowo ono sing mireng….
    Ojo podho turu soré
    Ono Déwo nganglang jagad
    Nyangking bokor kencononé
    Isine donga lan tetulak
    Sandhang klawan pangan
    Yo iku bagéyanipun
    wong sing melek sabar narimo

  133. Rangga Tohjaya - DeFOC

    Wah pak Suga ngades netnow ngi ngarebes hijn ? Imas hilak oluk ngod kaP…iwanam oluk netnow ngarebes ilak nguwiliC…..malas irad ayas ireH itsugA………kera ngalaM……
    Hayo coba Pakde Wongeres diterjemahkan……pake bahasa Tarzan,bisa nggak?…atau kalau onthel yo pakai rem torpedo…hi hi hi

    • Nun hijni Bes Rangga, nguman okinemkas nupmas ngalup nget hamur Ngalam. Malas igu ngetamud Ebes kas ograulek igum hasnat tahes ulales…..Amin.

  134. @ amine ora wani nakilaw mundak talawuk…hehehe

    • He..he…iya Gus, jangankan menulis, wong kepikiran untuk dibalik saja nggak..kata org jawa…”ora ilok” he..he..

    • He..he..kata “Amin” itu termasuk “pakem” Gus Ren, jadi tidak termasuk “optional” he..he..

  135. @ Para Kadhang Ingkang Minulya

    Kembali ke diskusi sepeda. Sekedar sharing, kemarin baru saja meng-update trapas Fongers BB60 tahun 1926 koleksi saya yang sebelumnya menggunakan trapas Taiwan. Hal menarik yang bisa dicatat adalah bahwa pada sarang trapas Fongers BB yang dikunci dengan dua baut bawah tersebut ternyata justru menjadi sebuah keunggulan tersendiri, karena posisi posisi cups en cone bisa digeser-geser disesuaikan dengan posisi konfigurasi sarang trapas yang ada. Kebetulan kemarin saya dapat trapas BB orisinil dari Belanda yang tidak 100% pas, karena mungkin dari tahun produksi yang berbeda.

    Kemudian untuk masalah penggunaan dinamo yang cenderung akan merusak penampilan depan sepeda Fongers dengan sistem rem kawat U, saya sebelumnya pakai lampu led berbaterei. Namun karena dirasa tetap kurang kuat dan juga sinar yang dihasilkan kurang alami, saya sekarang pakai as dinamo SA. Sehingga sangat dimungkinkan untuk menggunakan lampu orisinil FG yang indah.

    • wongeres OPOTO

      Wah…wah… ini sudah bukan soal katuranggan semata, tetapi juga sudah ke seni buka-tutup, menonjolkan keindahan meredam keribetan. Dhasare wis ayu, trimo nglegena yo tetep huayyyuuu… (BB kok ayu?). Apalagi di tangan Doktor spesialis seperti Pak Sahid ini. Hmmm… Kapan boleh liat ya?

  136. wongeres OPOTO

    Byuh…byuh… mohon maaf ini angkringannya telat update. Mosok cemilan dari kemarin lusa cuma dingat-nget. Lama-lama semua jadi oblok-oblok. Hehe…

    @Pak Dhe Heri, di kalangan teman sekolah dulu saya masih diingat sebagai bukan disleksia yang bisa menulis dan membaca terbalik lho. Catatan sekolah pun saya tulis terbalik, dari kanan ke kiri sehingga bikin jengkel yang pada mau pinjem. Hehe…

    @Pak Rendra, sampun fit nggih?

    @Mas Suga, kulakso sawakseg mrindaksing ningaleksi gambaksar bigrakses. Jiaaaan…!! Maturnuwun sangeeet…! 🙂

  137. @mas Noer ,alhamd sdh nayamul tahes, mtrnuwun kawigatosanipun.. wah rupanya kitab sdh nyampai di potorono njih.. sumonggo keparengo di wedhar>>salam

    • humbermania defoc 0905

      @Kang mas rendra : nyuwun ngapunten,kalau saya ketinggalan pawartosan,alhamdulilah kalau sudah nayamul tahes,gerah punopo puniko.
      Semoga tetap menyambangi angkringannya mas Noer,salam

  138. @ P’ Sahid……
    Wah jan elok tenan…..huuakeeeh tenin koleksi nipun….marahi mak cleguk….
    sharing dikit nggih Pak :
    – memang ada perbedaan trapas di FG (biasanya diameter cup-nya) walau selisihnya tdk banyak, tetapi ya tetap kurang nyaman/agak koplak sehingga fungsi 2 baut di bwh sangatlah berguna. Selain utk nyetel trapas, ternyata baut di bwh jg bisa dijadikan patokan untuk mengatur posisi cup yg benar. caranya : tengah2 lobang baut di bawah kalau ditembuskan ke sarang/rumahannya harusnya sebagai batas akhir cup/uliran drat terakhir cup-nya (posisi di bagian kiri kalau kita naik sepeda)…sehingga posisi kanan & kiri seimbang………..maaf jika keliru.
    – kalau untuk dinamo saya yakin bapak punya yg FG gepeng…nah cocok itu Pak, karena posisi pegangan dinamo masih sedikit dibawah pengatur rem congkok-nya yg panjang, atau bisa juga memakai dinamo tipe Bulli dengan cara dipasang di bagian belakang garpu roda depan sebelah kanan.

    @Gus Wong
    wah pakai bahasa semarangan ini…he…he…
    ojas kesuas mrindaksing ningaleksi gambaksar…..ayos golaskek sing podasgo ha..ha…

  139. @ Bro Suga
    Kemarin yang jadi pawang Pak Margono, saya hanya dilapori prosesnya saja. Belum sempat coba di jalanan, karena jadwal bersepeda kebetulan adalah kamis-minggu, jadwal senin-rabu untuk naik motor. Semoga trapas sesuai dengan harapan.

    Mengenai masalah dinamo. Penampilan rem U sebetulnya sudah sangat artistik, sehingga kalau masih harus disandingi dengan dinamo botol atau gepeng meskipun FG orisinil, dalam bahasa fotografi dikatakan menjadi terlalu banyak POI (Point of Interest). Tapi ini masalah selera dan gaya saja, Fongers CCG Kagungane Juragan Potorono juga dipasangi dinamo, dan tetap terlihat gagah berwibawa.

  140. Pak Margono kemarin juga memberi fatwa bahwa spatbord BB yang otentik tidak menggunakan sistem sekrup pada klem untuk tempat membaut tiang spatbord. Jadi permukaan ujung spatbord mulus dan polos saja. Hanya ada satu lobang yakni untuk setopan, karena klem menempel langsung pada bagian dalam spatbord. Pada spatbord depan tanpa lobang sama sekali.

    • Betul sekali….memang spatbord tidak berlubang (utk klem), karena tiang penyangga spatbord memakai kawat/besi kecil, gilik (bukan memakai plat pipih bulat) & tinggal nyari mur saja utk dipasang ke permanen klem di spatbord….selamat Pak, tambah koleksi-nya.

  141. @P’ Sahid,
    Betul sekali Pak…….semua berpulang ke masalah selera & gaya saja..he..he.. Kalau dalam bahasa marketing dikatakan bahwa ada titik pusat perhatian COI (center of influence) & ada perhatian lain selain itu COI (circle of influence) ..he..he…piiiisssssssss.

  142. @ Bro Suga…bukan koleksi baru, ini sepeda sudah masuk armada sejak 2 tahun yang lalu. Sering saya update begitu dapat onderdil atau aksesori yang otentik. Kalau yang nambah terus koleksinya barangkali Juragan Potorono he..he..he..saya selalu berharap suatu ketika bisa dititipi koleksi Beliau yang sering meluber karena saking banyaknya he..he..he..istilahnya “ora milik, menang nganggo”…

  143. Asyik ngobrolin Fongers BB sampai kelupaan midangetaken Rama Rendra. Gerah menapa Rama Rendra? Mugi rahayu kaliyan raharja ingkang kanugrahan. Kula tingali status wonten FB kadosipun sae-sae kemawon…

  144. @wah obrolan teknis yg sungguh mengasikan dari poro kadang, nun inggih Den mas Sahid sampun sakwetawis kok naliko akhir april kulo pun rawat, nanging sakpuniko alhamdulillah sampun saras bedigas..hehehe.. nyuwun kabar menopo poro kadang nindaki perayan ultah PSHG Garut mbenjang tgl selikur mei?..ketingalipun mas Bagus Majenun bade nindaki rawuh>>salam

  145. @ Rama Rendra

    Nuwun injih, sanes wekdal menawi ‘gerah nemen’, rencang-rencang Jogja nyuwun dipun kabari, mangke kitha badhe nderek donga sesarengan kagem kasalarasanipun Rama Rendra.

    Kadosipun Ki Ageng Bantar (Bro Towil) badhe tindhak Garut. Kula ndilalah sesarengan tugas dinas luar kota saking UGM dados mboten saged bidal. Insya Alloh menawi acara Bandung tanggal 4-5 Juni, rencang-rencang Podjok badhe tindhak sedaya, mugi-mugi Rama Rendra ugi angrawuhi. Nuwun.

    • wongeres OPOTO

      Gerahnya Pak Rendra yang paling nemen itu kan kalau berhubungan dengan buruan baru, Pak Sahid. Tapi biasanya ya nggak lama. Soalnya yang sudah-sudah beliau selalu bisa nyembadani. Nah, yang relatif lama itu memang menyelaraskan antara frame, onderdil, dan selera. Rak inggih makaten? 🙂

  146. Rangga Tohjaya - DeFOC

    @Denmas Rendra……..sedang sakit njih, apa udah sembuh den?????
    Nyuwun ngapunten, gerahipun menopo to ? Menopo injih perlu opname? Lha dirumah juga ada perawatnya kok njih….perawat khusus lan profesional…..saya juga hanya bisa berdoa njih den…semoga pak Rendra cepat sembuh dari sakitnya dan beraktifitas kembali spt biasa…nuwun.

  147. @den mas Sahid, kang Rangga.. matur nuwun pidonganipun..amiinnn..
    @Gus Wong, sekarang sedang leren berburu.. ternyata sangatlah capek menyelaraskan frame, asesoris dan selera… sebab selerane molah malih..hehehe

  148. Dalam hal selera, ada pesan dari Pak Nur buat saya yg simpel tapi dalam.
    “lha sepeda njenengan untuk diri sendiri atau orang lain?”
    (tapi tetep aja gak boleh ganti ruji humber jadi hitam.hehe)

  149. Diam-diam bulan ini ada BB60 dengan sistem rem U kembali ditemukan di kawasan DIY dengan kondisi utuh lengkap dan orisinil kecuali velg.
    Memang kalau mau disisir, saya yakin masih banyak artefak-artefak Fongers yang terlantar memerlukan pelukan tangan-tangan dewa onthel seperti Ki Wongeres, Ki Rendra dan Ki Suga he..he..he..

  150. wahhh asiik banget pak Nur

  151. maaf ,, apakah saya boleh bertanya tentang Gazelle ,,
    Maaf jika melenceng dari topik dan judul di atas ,,,

    • wongeres OPOTO

      Mas Item, di forum ini kita bebas ngobrolin apa saja. Sebuah berita, opini, atau juga pertanyaan akan kita sambut rame-rame. Beruntung ada banyak sahabat yang rela berbagi untuk hobi satu ini.

  152. Alhamdulillah Gus Rend sudah sehat…..

  153. @den mas Sahid, kalau ada fongers BB model rem U original yg mendambakan “pelukan” ya sy bersedia den mas, buat tombo ati..
    @ mas Aat, kalau sy sebisanya onthel utk kemaslahatan bersama…halaaaaah…hehehe

  154. Yuk kapan-kapan kita touring budaya bersama antara Opoto dan Podjok…menyisir artefak budaya Jogja yang masih tersisa, kemudian sembari beristirahat makan dan minum, kita akan undang narasumber sejarah yang bisa berkisah detil dan akurat, untuk kemudian kita rembug bebarengan mengambil hikmah atau inspirasi utuk kehidupan sekarang. Kados pundi Ki Ageng Wongeres?

    • wongeres OPOTO

      Wah, ide menarik, Pak Sahid. Opoto punya tokoh yang bisa mengampu tugas ini. Juga ada Mas Bagus Majenun yang akan memberikan detil informasi lainnya. Sebenarnya kami ada undangan mengunjungi pabrik gula Gondang Baru. Tapi memang lumayan jauh, jadi harus prepare waktu.

  155. bagusmajenun

    Wah tantangan menarik ini.
    PG Gondang Baru baru giling akhir bulan ini. Madukismo duluan

  156. Kemarin Minggu Pagi saat penobatan pengurus Podjok 2011-2016 di halaman Masjid Mataram Kotagedhe, kita sempatkan ziarah ke Makam Raja-Raja Mataram di Kotagedhe. Semoga kita bisa terus melestarikan nilai-nilai budaya adiluhung yang dahulu kala diciptakan para leluhur sebaga tata peri kehidupan sosial kemasyarakatan.

  157. @m.Noor….Gondang Baru menurut saya tidak jauh lho mas,dari Bandara cuma sekitar 17km kok mas…yg berat mngkn diperjalanan awal (agak nanjak),tapi pulangnya malah enteng….dulu p.Sahid+rekan2 Podjok jg pernah kesana (p.Harun) ….suatu saat bisa direalisasikan to njih??

  158. mas aku punya sepeda kata kake ku itu merek simplek tp aku ga ngerti soalnya merk dah ga da tp seri ada di bawah sadel 57384 apakah betul simplek. dan katanya trombol. kira2 spearpart itu detil dngn harga2 nya brp mas..? tolong di post kan mass?

  159. spkbord satu set? setir? piringan ? dan lampu.?

  160. wongeres OPOTO

    Mas Asep, mendeteksi dan menilai sepeda tua kadang sungguh membutuhkan banyak waktu dan energi. Seorang Opoters sudah empat tahun belum juga mendapatkan jawaban pasti tentang jatidiri sepeda kesayangannya.

    Cobalah Mas Asep merapat ke sahabat-sahabat onthelis sambil menanyakan opini mereka tentang sepeda keramat warisan Kakek ini. Jangan buru-buru. Soalnya, kalau dari nomor serinya sepertinya belum tentu Simplex. Entah kalau saya salah. Nanti saja kalau sudah pasti, mencari kelengkapan lain seperti lampu akan lebih mudah.

    Salam hangat, selamat berburu identitas sepeda.

  161. OPOTO cen kompak
    Mas wongeres mbok ditayangkan simplex cycloide dames beserta fotonya
    matur tengkyu

    • Kalau soal ngonthel, foto, dan nyoto insya Allah kompak Mas. Haha…Simplex cycloide dames? Hayo Opoters angkat tangan…siapa yang punya? Mas Yon dengarkah?

  162. kasinggihan,mireng m.Noor…

Tinggalkan Balasan ke wongeres OPOTO Batalkan balasan